MALANG KOTA – Aplikasi Braille E-Ticket And Extraordinary Access for Visual Disabilities (Brexit) di Puskesmas Janti kini tinggal menunggu waktu untuk menjadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2019.
Hal itu terungkap dari kunjungan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), tadi (10/8).
“Ini kan sudah diberi penghargaan Top 99 kemarin itu sama pak Menteri (Kemenpan PR). Ini saya lihat langsung (Applikasi Brexit) untuk menjadi Top 45 yang nanti langsung diberikan oleh Presiden,” tutur Siti Zuhro, tim dari Kemenpan RB yang juga merupakan peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI.
Dari hasil penilaiannya, Siti mengatakan, aplikasi Brexit ini memang membantu memandirikan para difabel untuk berobat di Puskesmas Janti.
Ia juga mencontohkan akses jalan tuna netra atau guiding block dan juga tulisan braile di setiap ruangan dan resep obat, benar-benar memudahkan kaum tuna netra.
“Intinya puskesmas ini luar biasa untuk kaum difabel terutama tuna netra. Bagaimana membuat tuna netra ini percaya diri. Tidak tergantung siapa pun untuk memeriksakan kondisi badannya,” tutur Siti.
Namun, Siti menambahkan, aplikasi Brexit ini nantinya harus dikembangkan lagi dengan penyediaan mesin ketik huruf braile untuk menjadi Top 45 Inovasi. Pasalnya, mesin ketik ini akan mempercepat proses pelayanan dari pegawai pusekmas.
“Nanti mesin ketik ini memberikan kemudahan pada staf farmasi apoteker,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji berjanji untuk memperhatikan masukan dari Kemenpan RB. “Kami pastinya akan terus mengawal Puskesmas untuk pengajuan dana mesin ketik ini. Kami selalu berihtiar untuk memberikan yang terbaik bagi pelayanan publik,” tutur Politikus Partai Demokrat itu.
Pewarta: Bob Bimantara Leander
Foto: Bob Bimantara Leander
Editor : Indra Mufarendra