MALANG KOTA – Angka inflasi Kota Malang relatif stabil. Meskipun selama bulan Mei lalu sempat terjadi shifting atau pergeseran permintaan di masyarakat akibat kebijakan pandami Covid-19 dan juga moment Idul Fitri.
Pada bulan Mei lalu, tercatat angka inflasi sebesar 0,14 persen. Sementara inflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,37 persen dan inflasi tahunan mencapai 1,35 persen. Sedangkan rata-rata inflasi bulanan untuk periode Mei selama 5 tahun terakhir sebesar 0,34 persen.
Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Malang menyebut ada tiga kelompok komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar. Yakni kelompok perawatan pribadi, peralatan dan pemeliharaan rutin, serta kelompok pakaian dan alas kaki. Dari ketiga kelompok itu, pengeluaran penyumbang inflasi tersebut mengindikasikan pada bulan Mei terjadi shifting konsumen di masa pandemi.
”Dari semula demand (permintaan) lebih tinggi terhadap kebutuhan primer menjadi demand terhadap kebutuhan sekunder,” beber Kepala BI KPw Malang Azka Subhan Rabu (9/6).
Kecederungan permintaan lebih tinggi itu terlihat dari tren inflasi untuk pengeluaran makanan dan minuman yang rendah. Serta pengeluaran untuk kesehatan justru mencatatkan deflasi. Selain itu, pada Mei lalu juga bertepatan dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1442H.
Realisasi inflasi yang bertepatan dengan momen Idul Fitri kali ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi pada periode Idul Fitri lima tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,40 persen. Adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro dan larangan melakuan mudik lebaran menjadikan realisasi inflasi pada periode kali ini cukup tertahan.
”Selain itu, peran dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dalam menjaga ketersedian pasokan dan distribusi komoditas pangan strategis mampu menjaga fluktuasi harga komoditas,” tutupnya.
Pewarta: Aditya Novrian