21.7 C
Malang
Tuesday, 21 March 2023

Harga Kedelai Naik, Siap-Siap Tempe Malang Langka di Pasaran

MALANG KOTA – Setelah harga minyak goreng (migor) mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu, kini giliran harga kedelai yang ikutan naik. Kenaikan harga kedelai dimulai sejak pekan lalu. Penyebabnya harga beli dari luar negeri yang cukup tinggi. Yakni sekitar Rp 11 ribu per kilogram.

Kenaikan harga beli kedelai tersebut langsung berimbas ke produsen tempe yang ada di Kota Malang. Salah satunya di Sentra Industri Tempe Sanan yang ada di Jalan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Mereka terpaksa mengurangi produksi pesanan tempe dalam negeri. ”Padahal harga awalnya (kedelai) Rp 9.500 per kilogram. Jadi mau tak mau ya mengurangi produksi,” kata pemilik industri tempe UD Mekar Jaya Mustakim saat ditemui kemarin (15/2).

Biasanya, Mustakim membutuhkan setidaknya satu ton kedelai untuk membuat ribuan tempe berbagai ukuran. Ketika harganya naik, maka biaya produksi juga otomatis melonjak. Dia menyiasatinya dengan mengurangi produksi tempe. Selama ini, Mustakim memasok ribuan bungkus tempe mentah pada distributor ke wilayah Surabaya dan Sidoarjo.

Ditanya apakah mungkin ada kelangkaan tempe, dia menyebut bila itu bisa saja terjadi. ”Saya harap semoga pekan depan harga (kedelai) kembali normal. Kasihan nanti saya dan sejumlah karyawan pasti terdampak,” tandasnya. (adn/by)

MALANG KOTA – Setelah harga minyak goreng (migor) mengalami kenaikan sejak akhir tahun lalu, kini giliran harga kedelai yang ikutan naik. Kenaikan harga kedelai dimulai sejak pekan lalu. Penyebabnya harga beli dari luar negeri yang cukup tinggi. Yakni sekitar Rp 11 ribu per kilogram.

Kenaikan harga beli kedelai tersebut langsung berimbas ke produsen tempe yang ada di Kota Malang. Salah satunya di Sentra Industri Tempe Sanan yang ada di Jalan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. Mereka terpaksa mengurangi produksi pesanan tempe dalam negeri. ”Padahal harga awalnya (kedelai) Rp 9.500 per kilogram. Jadi mau tak mau ya mengurangi produksi,” kata pemilik industri tempe UD Mekar Jaya Mustakim saat ditemui kemarin (15/2).

Biasanya, Mustakim membutuhkan setidaknya satu ton kedelai untuk membuat ribuan tempe berbagai ukuran. Ketika harganya naik, maka biaya produksi juga otomatis melonjak. Dia menyiasatinya dengan mengurangi produksi tempe. Selama ini, Mustakim memasok ribuan bungkus tempe mentah pada distributor ke wilayah Surabaya dan Sidoarjo.

Ditanya apakah mungkin ada kelangkaan tempe, dia menyebut bila itu bisa saja terjadi. ”Saya harap semoga pekan depan harga (kedelai) kembali normal. Kasihan nanti saya dan sejumlah karyawan pasti terdampak,” tandasnya. (adn/by)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru