21 C
Malang
Tuesday, 21 March 2023

Operasi Migor Curah Digelar, Antrean Warga Mengular

MALANG KOTA – Ratusan jeriken berbagai ukuran berjejer di area parkir Pasar Bunulrejo, pagi kemarin (24/3). Jeriken-jeriken tersebut milik para pedagang yang tengah berupaya mendapat minyak goreng (migor) curah dari sebuah truk yang disediakan Pemkot Malang. Banyaknya antrean membuat petugas sempat kewalahan, lantaran ada yang sempat menyerobot. Adanya operasi migor tersebut disambut baik pedagang.

Seperti disampaikan Naning. Dia yang mengoordinasikan sekitar 250 pedagang lainnya cukup terbantu dengan adanya dropping migor curah tersebut. ”Setidaknya bisa membendung mahalnya migor kemasan yang saat ini harganya tembus Rp 27 ribu (per liter). Kalau ini kan dijual separonya saja mungkin bisa mencegah kelangkaan,” kata dia

Meski demikian, dia masih menyayangkan kurang siapnya pemkot dalam melakukan operasi migor. Sebab, ada sejumlah pembeli yang bukan pedagang pasar ikut mengantre. Padahal pendataan sudah dilakukan jauh-jauh hari dari petugas Pasar Bunulrejo. Mayoritas pembeli seperti ibu-ibu rumah tangga yang tak dikenal olehnya kedapatan ikut membawa jeriken.

Naning berharap operasi migor murah seperti itu bisa dilakukan rutin selama harga migor kemasan naik. Sebab dia kasihan melihat sejumlah pedagang yang mulai frustrasi dengan naiknya harga migor. Dia menyebut setidaknya butuh waktu hampir lima bulan agar para pedagang tidak kehilangan lumbung pendapatan dari menjual migor. ”Pokoknya gak aturan (semrawut) Mas, migor udah barang langka saat ini,” keluh Naning.

Adanya operasi migor tersebut memang telah dijadwalkan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang ke 26 pasar rakyat. Untuk tahap pertama, mereka melakukan operasi migor di Pasar Bunulrejo. Namun penerima migor berasal dari empat pasar dari Pasar Lesanpuro, Pasar Sawojajar, Pasar Bunulrejo, dan Pasar Madyopuro. ”Kami batasi pembelian migor curahnya 5 liter, dan harga kulakan hanya Rp 13 ribu per liter,” kata Analisis Perdagangan Muda Diskopindag Kota Malang Eka Wilantari.

Setelah mendapat jatah migor curah tersebut, Eka meminta para pedagang untuk menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 14 ribu per liter. Ke depan, Eka menyebut operasi migor curah bakal terus digelar ke sejumlah pasar yang memiliki area parkir cukup luas. Tujuannya agar stok migor selama bulan Ramadan bisa dipastikan aman. (adn/by)

MALANG KOTA – Ratusan jeriken berbagai ukuran berjejer di area parkir Pasar Bunulrejo, pagi kemarin (24/3). Jeriken-jeriken tersebut milik para pedagang yang tengah berupaya mendapat minyak goreng (migor) curah dari sebuah truk yang disediakan Pemkot Malang. Banyaknya antrean membuat petugas sempat kewalahan, lantaran ada yang sempat menyerobot. Adanya operasi migor tersebut disambut baik pedagang.

Seperti disampaikan Naning. Dia yang mengoordinasikan sekitar 250 pedagang lainnya cukup terbantu dengan adanya dropping migor curah tersebut. ”Setidaknya bisa membendung mahalnya migor kemasan yang saat ini harganya tembus Rp 27 ribu (per liter). Kalau ini kan dijual separonya saja mungkin bisa mencegah kelangkaan,” kata dia

Meski demikian, dia masih menyayangkan kurang siapnya pemkot dalam melakukan operasi migor. Sebab, ada sejumlah pembeli yang bukan pedagang pasar ikut mengantre. Padahal pendataan sudah dilakukan jauh-jauh hari dari petugas Pasar Bunulrejo. Mayoritas pembeli seperti ibu-ibu rumah tangga yang tak dikenal olehnya kedapatan ikut membawa jeriken.

Naning berharap operasi migor murah seperti itu bisa dilakukan rutin selama harga migor kemasan naik. Sebab dia kasihan melihat sejumlah pedagang yang mulai frustrasi dengan naiknya harga migor. Dia menyebut setidaknya butuh waktu hampir lima bulan agar para pedagang tidak kehilangan lumbung pendapatan dari menjual migor. ”Pokoknya gak aturan (semrawut) Mas, migor udah barang langka saat ini,” keluh Naning.

Adanya operasi migor tersebut memang telah dijadwalkan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang ke 26 pasar rakyat. Untuk tahap pertama, mereka melakukan operasi migor di Pasar Bunulrejo. Namun penerima migor berasal dari empat pasar dari Pasar Lesanpuro, Pasar Sawojajar, Pasar Bunulrejo, dan Pasar Madyopuro. ”Kami batasi pembelian migor curahnya 5 liter, dan harga kulakan hanya Rp 13 ribu per liter,” kata Analisis Perdagangan Muda Diskopindag Kota Malang Eka Wilantari.

Setelah mendapat jatah migor curah tersebut, Eka meminta para pedagang untuk menjual sesuai harga eceran tertinggi (HET), yakni Rp 14 ribu per liter. Ke depan, Eka menyebut operasi migor curah bakal terus digelar ke sejumlah pasar yang memiliki area parkir cukup luas. Tujuannya agar stok migor selama bulan Ramadan bisa dipastikan aman. (adn/by)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru