RADAR MALANG – Menyambut peringatan Hari Alzheimer 21 September, diaspora Indonesia di Qatar menyelenggarakan senam otak. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Alzheimer Indonesia (ALZI) Chapter Qatar bekerja sama dengan KBRI Doha, Dharma Wanita Persatuan KBRI Doha dan Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (PERMIQA) pada Minggu (11/9).
Kegiatan diikuti sekitar 20 orang perwakilan diaspora Indonesia di Qatar dan dilaksanakan secara outdoor dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Hadir dalam acara tersebut antara lain adalah Duta Besar RI untuk Negara Qatar Ridwan Hassan, Koordinator ALZI Chapter Qatar dr Kennia, Ketua Dharma Wanita Persatuan Lita Hassan dan Presiden Indonesian Diaspora Network Global (IDN Global), Kartini Sarsilinaningsih.
“Kegiatan senam otak ini diselenggarakan untuk menumbuhkan awareness atau kesadaran tentang pentingnya kesehatan otak dan sosialisasi gejala demensia, atau yang di kalangan awam dikenal sebagai pikun”, kata Lita Hassan, Ketua DWP sekaligus penggagas kegiatan tersebut.
Menurut Lita, belum banyak orang mengetahui dan memahami gejala dan pencegahan terhadap demensia. Menurut World Alzheimer Report pada tahun 2015, dua dari tiga orang di seluruh dunia belum mengetahui apa itu demensia.
Padahal jumlah dan dampak dari penyakit pikun ini tidak bisa diremehkan. Menurut data WHO Global Status Report 2021, ada penambahan satu kasus baru Orang Dengan Demensia (ODD) setiap tiga detik. Masih menurut sumber yang sama, pada 2050, diperkirakan akan ada 139 juta orang di seluruh dunia mengidap demensia. Angka yang sangat serius karena akan berpengaruh bukan hanya terhadap pribadi yang mengidap demensia, tetapi juga terhadap orang-orang di sekitarnya.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2016 diperkirakan ada 1,2 juta ODD. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2030 dan 4 juta orang pada 2050. Seiring dengan tingginya angka jumlah ODD, biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk menangani penyakit ini juga cukup besar. “Di Indonesia saja, biaya yang dikeluarkan untuk perawatan ODD diperkirakan mencapai 2,2 miliar dollar setiap tahun” tutur dr Kennia yang merupakan koordinator ALZI Chapter Qatar.
Ironisnya, sebagian besar peningkatan jumlah ODD terjadi di negara berkembang. Saat ini, sekitar 60 persen orang dengan demensia berasal dari negara berpenghasilan rendah dan menengah. Ada banyak penyebabnya, salah satunya adalah karena rendahnya kesadaran tentang penyakit demensia dan akses hidup sehat yang masih terbatas.
Oleh karena itu, ALZI bekerja sama dengan seluruh pihak, untuk terus mengkampanyekan kesadaran demensia ini. “Alhamdulillah ALZI Qatar dengan dukungan KBRI Doha dan warga negara Indonesia (WNI) di Qatar, hampir setiap tahun menyelenggarakan acara peringatan bulan Alzheimer sedunia” tambah dr. kennia.
Selain menyelenggarakan senam anti pikun, ALZI Chapter Qatar bersama KBRI Doha juga akan menyelenggarakan webinar atau talkshow tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap kasus Demensia pada tanggal 17 September mendatang.
Sumber: JawaPos.com