KISAH ini bisa menjadi pengingat bagi para perempuan. Bila mengalami kesakitan saat ada penetrasi seksual, segera periksakan diri ke dokter. Bisa saja itu gejala vaginismus. Seperti yang dialami Dea.
OLEH NABILA AMELIA.
Sehari setelah mengikat janji suci pada Juni 2019 lalu, Dea-sapaan karibnya-mendapati fakta yang tak mengenakkan.
Dia mengalami kesakitan saat ada penetrasi seksual. Percobaan berikutnya masih sama. Setelah itu, baru lah dia merasa ada yang salah dengan kondisinya.
Untuk menjaga privasinya, Jawa Pos Radar Malang sengaja mencantumkan nama panggilannya saja.
Sebulan setelah mengeluhkan problem itu, Dea memutuskan untuk berkonsultasi ke dokter kandungan di Kota Malang. Dokter yang memeriksanya menyebut bila Dea kurang rileks saat menjalani aktivitas seksual.
Baca Juga : 3 Tahun, 112 Orang Terjangkit Kusta.
Saat memeriksakan diri ke dokter lainnya, perempuan kelahiran Jakarta tersebut juga tidak mendapat saran yang sesuai harapan.
”Saya semakin bingung. Sampai awal tahun 2021, suami menemukan cuplikan video mengenai vaginismus, dan menduga saya mengalaminya,” cerita dia.
Dia lantas mencari tahu lebih dalam terkait vaginismus. Dea juga menemukan komunitas Vaginismus Indonesia di Facebook, dan langsung bergabung menjadi anggota.
Dari komunitas tersebut, dia mulai mendapat banyak tips dari sesama penyintas dan dokter yang ramah dengan penderita vaginismus. Dia juga pernah mengikuti webinar dokter tersebut.
Kebetulan, yang dekat dengan Kota Malang adalah Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati SpOG(K). Dokter tersebut berpraktik di Kota Surabaya. (Bersambung ke halaman selanjutnya)