Jumlah Penderita Meningkat Dibanding Tahun Lalu
MALANG KOTA – Masih banyak masyarakat yang menderita penyakit diabetes. Tahun 2021 lalu misalnya, dinas kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat sebanyak 21.013 orang terkena diabetes. Tahun 2022 ini meningkat. Dalam waktu 10 bulan saja, Januari-Oktober lalu, mencapai 23.363 penderita. Guna menekan laju peningkatan penderita, perlu dilakukan deteksi dini.
Sub Koordinator Sub Substansi Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang drg Muhammad Zamroni mengatakan, deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) ditujukan kepada kelompok usia produktif. Artinya, yang menjalani deteksi dini pada usia 15-59 tahun. “Di Kota Malang, jumlah kelompok usia produktif lebih dari 600 ribu orang. Sedangkan capaian PTM dari Januari sampai Oktober masih 49 persen,” ujar Zamroni, beberapa waktu lalu.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian PTM adalah jemput bola. Seperti yang kemarin dilakukan dengan sasaran pelajar maupun pengajar di SMA 1, SMAN 3, dan SMAN 4 Kota Malang. “Kami targetkan minimal 1.000 orang,” terang pejabat eselon IV A Pemkot Malang itu. Akhir tahun ini capaian PTM ditargetkan bisa tembus 80 persen. Untuk itu, katanya, deteksi dini tidak hanya dilakukan di sekolah. Namun juga di tempat lain seperti instansi pemerintah.
Di samping itu, pekan depan pihaknya berencana mengumpulkan beberapa klinik. Sebab, deteksi dini tidak hanya dilakukan oleh dinkes maupun posbindu (pos pembinaan terpadu) saja. “Peran dari klinik-klinik di Kota Malang juga penting. Nanti akan kami minta data yang sudah melakukan deCEK KESEHATAN: Siswa-siswi SMAN di kawasan Tugu menjalani deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM), beberapa waktu lalu. MACET: Mendekati simpang tiga Jalan KH Malik Dalam, arus lalu lintas di flyover Kedungkandang padat merayap. Dibutuhkan rekayasa lalin untuk mengurai kemacetan tersebut. MUHAMMAD YUSUF AL QODRI FOR RADAR MALANG NABILA AMELIA / RADAR MALANG SUHARTO/RADAR MALANG teksi dini maupun data PTM seperti hipertensi dan diabetes,” jelas Zamroni.
Dia menambahkan, ada sejumlah faktor yang memicu PTM. Di antaranya adalah tekanan darah, pola makan, kadar gula darah tinggi, pola hidup, dan merokok. “Kebanyakan masyarakat yang hasilnya positif hipertensi waktu kita rujuk ke faskes mereka tidak datang. Karena itu, mulai sekarang setelah deteksi dini harus dipantau. Jangan sampai setelah di-diagnosis, yang bersangkutan tidak melakukan pengobatan, sehingga tidak terkontrol,” terangnya.
Sebenarnya sasaran paling banyak adalah masyarakat umum. Namun, tidak banyak masyarakat yang memeriksakan diri karena terhalang aktivitas sehari-hari. Untuk itu, pihaknya melakukan jemput bola ke sejumlah instansi, termasuk SMA Tugu. “Bagi yang berusia produktif segera deteksi kesehatan sedini mungkin. Cek kesehatan ini dilakukan secara gratis,” imbuhnya.(mel/dan)