25.5 C
Jakarta
Wednesday, June 7, 2023

Ikut Ayah Ngojek sambil Rutin Kemoterapi

 

MUJITA Apriliani Fitri didiagnosis menderita kanker mata atau retinoblastoma pada 2021. Awalnya terkesan sepele. Mata bocah kelahiran 9 September 2017 itu kemasukan debu.

Mujita pun refleks mengucek matanya hingga memerah. Tak disangka, hal tersebut malah membuat kondisi matanya memburuk dan infeksi.

Karena khawatir, kedua orang tuanya memberikan pengobatan dengan cara nonmedis selama empat bulan. Sebenarnya sempat sembuh.

Namun setelah itu mata Mujita kembali kambuh. Bahkan kondisi matanya kian memburuk. Berwarna merah, terus membesar, seperti mau meletus.

Tidak ingin semakin parah, ayahnya, Mujiono, meminta rujukan ke rumah sakit. Mujita kemudian dibawa ke RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA).

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, akhirnya diketahui bahwa Mujita mengidap kanker. Perjuangan Mujiono untuk merawat Mujita penuh ujian.

Baca Juga : 7.300 Perempuan di Kabupaten Malang Idap Kanker Payudara.

Sang istri rupanya tidak telaten merawat. Pengobatan yang disarankan dokter sering tidak diberikan tepat pada waktunya.

Bahkan, Mujiono melihat istrinya kurang memberikan perhatian lebih pada Mujita. Keduanya lantas berpisah.

”Waktu matanya seperti mau mbledos dan berwarna merah, keluarga maupun istri tidak ada yang mau merawat. Akhirnya saya yang merawat,” kenang Mujiono kepada Jawa Pos Radar Malang.

Setelah menjalani kemoterapi rutin selama dua tahun, kondisi bocah yang kini berusia hampir enam tahun itu membaik.

Saat ini, Mujita duduk di bangku kelas B TK Muslimat NU 37, Kota Malang. Meski demikian, Mujita masih harus melakukan kemoterapi dan kontrol rutin.

Sambil merawat sang buah hati, Mujiono menjalani pekerjaan sebagai sopir ojek online. Dia juga punya usaha sampingan dagang nasi goreng.

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

MUJITA Apriliani Fitri didiagnosis menderita kanker mata atau retinoblastoma pada 2021. Awalnya terkesan sepele. Mata bocah kelahiran 9 September 2017 itu kemasukan debu.

Mujita pun refleks mengucek matanya hingga memerah. Tak disangka, hal tersebut malah membuat kondisi matanya memburuk dan infeksi.

Karena khawatir, kedua orang tuanya memberikan pengobatan dengan cara nonmedis selama empat bulan. Sebenarnya sempat sembuh.

Namun setelah itu mata Mujita kembali kambuh. Bahkan kondisi matanya kian memburuk. Berwarna merah, terus membesar, seperti mau meletus.

Tidak ingin semakin parah, ayahnya, Mujiono, meminta rujukan ke rumah sakit. Mujita kemudian dibawa ke RSUD Dr Saiful Anwar (RSSA).

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, akhirnya diketahui bahwa Mujita mengidap kanker. Perjuangan Mujiono untuk merawat Mujita penuh ujian.

Baca Juga : 7.300 Perempuan di Kabupaten Malang Idap Kanker Payudara.

Sang istri rupanya tidak telaten merawat. Pengobatan yang disarankan dokter sering tidak diberikan tepat pada waktunya.

Bahkan, Mujiono melihat istrinya kurang memberikan perhatian lebih pada Mujita. Keduanya lantas berpisah.

”Waktu matanya seperti mau mbledos dan berwarna merah, keluarga maupun istri tidak ada yang mau merawat. Akhirnya saya yang merawat,” kenang Mujiono kepada Jawa Pos Radar Malang.

Setelah menjalani kemoterapi rutin selama dua tahun, kondisi bocah yang kini berusia hampir enam tahun itu membaik.

Saat ini, Mujita duduk di bangku kelas B TK Muslimat NU 37, Kota Malang. Meski demikian, Mujita masih harus melakukan kemoterapi dan kontrol rutin.

Sambil merawat sang buah hati, Mujiono menjalani pekerjaan sebagai sopir ojek online. Dia juga punya usaha sampingan dagang nasi goreng.

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru