26.2 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Elektroensefalogram (EEG) dan Elektro Neuro-Miografi (ENMG) Siap Beroperasi

RSUD Kota Malang Punya Alat Diagnostik Aktivitas Listrik Otak, Syaraf & Otot

 

MALANG KOTA – Fasilitas yang canggih sangat dibutuhkan di bidang kesehatan. Salah satu terobosan dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, yaitu mendatangkan alat diagnostik baru di bidang Penyakit Saraf (Neurologi). Alat kesehatan ini adalah Elektroensefalogram (EEG) dan Elektro Neuro-Miografi (ENMG). Walaupun kedua alat ini memiliki nama yang hampir sama, namun keduanya punya fungsi yang berbeda.

 

Dokter Spesialis Syaraf (Spesialis Neurologi) RSUD Kota Malang, dr. Yulia Damayanti., Sp.N., MMRS mengatakan fungsi EEG ini untuk merekam aktivitas listrik pada otak. Pemeriksaan dengan EEG ini salah satu tes diagnostik utama untuk penyakit epilepsi (kejang). Pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam mendiagnosis gangguan otak lainnya.

 

“Mendeteksi apakah aktivitas di otak ada kelainan atau tidak. Kita bisa tahu jika ada pasien kejang, pusat kejangnya dimana. Apakah kejang ini mengarah ke epilepsi atau kejang yang tidak mengarah ke epilepsi seperti kejang yang disebabkan oleh gangguan metabolisme (contohnya

kadar gula tinggi),” jelas perempuan kelahiran 1983 itu.

 

Sementara itu Elektro Neuro-Miografi (ENMG) merupakan kombinasi dari elektroneurografi (ENG) dan elektromiografi (EMG). Fungsinya untuk menegakkan diagnosis penyakit sistem syaraf tepi atau sistem saraf perifer. Menurutnya elektroneurografi digunakan untuk pemeriksaan kecepatan hantar saraf baik itu motorik, sensorik dan respons lambat. “Untuk melihat gangguan kecepatan hantar syaraf kami pakai alat elektroneurografi,” ujarnya.

 

Sementara, kegunaan elektromiografi digunakan untuk pemeriksaan aktifitas listrik ototnya. “Biasanya indikasinya alat ini untuk kelainan gangguan otot, seperti polimiositis. Kelainan pada ganglion syaraf penyakitnya biasanya auto imun, keracunan atau infeksi, dan juga kelainan pada radiks saraf nya seperti nyeri punggung belakang dan lainnya,” imbuhnya

 

Saat melakukan pemeriksaan pasien, tim Jawa Pos Radar Malang ditunjukkan cara kerja dari kedua alat tersebut. Aktivitas listrik itu ditampilkan di monitor dalam bentuk garis bergelombang pada rekaman ENMG. Setiap garis gelombang akan memiliki nilai, yang akan menentukan gangguan pada syaraf pasien. Hasil pemeriksaan ENMG dapat membantu menentukan letak lesinya.

 

Kedua alat ini sangat penting untuk penegakan diagnosa dokter terutama untuk Spesialis Saraf (Spesialis Neurologi) agar lebih mudah dalam hal pengobatan. Adanya alat ini juga dapat mempermudah pasien melakukan pemeriksaan syaraf secara terpusat di RSUD. “Karena sebelum ada alat ini pasien kami rujuk ke rumah sakit yang memiliki alat tersebut. Sekarang pasien tidak usah kesana kemari untuk pemeriksaan,” tutur dokter spesialis neurologi itu. (rof/dik)

 

MALANG KOTA – Fasilitas yang canggih sangat dibutuhkan di bidang kesehatan. Salah satu terobosan dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, yaitu mendatangkan alat diagnostik baru di bidang Penyakit Saraf (Neurologi). Alat kesehatan ini adalah Elektroensefalogram (EEG) dan Elektro Neuro-Miografi (ENMG). Walaupun kedua alat ini memiliki nama yang hampir sama, namun keduanya punya fungsi yang berbeda.

 

Dokter Spesialis Syaraf (Spesialis Neurologi) RSUD Kota Malang, dr. Yulia Damayanti., Sp.N., MMRS mengatakan fungsi EEG ini untuk merekam aktivitas listrik pada otak. Pemeriksaan dengan EEG ini salah satu tes diagnostik utama untuk penyakit epilepsi (kejang). Pemeriksaan ini juga dapat berperan dalam mendiagnosis gangguan otak lainnya.

 

“Mendeteksi apakah aktivitas di otak ada kelainan atau tidak. Kita bisa tahu jika ada pasien kejang, pusat kejangnya dimana. Apakah kejang ini mengarah ke epilepsi atau kejang yang tidak mengarah ke epilepsi seperti kejang yang disebabkan oleh gangguan metabolisme (contohnya

kadar gula tinggi),” jelas perempuan kelahiran 1983 itu.

 

Sementara itu Elektro Neuro-Miografi (ENMG) merupakan kombinasi dari elektroneurografi (ENG) dan elektromiografi (EMG). Fungsinya untuk menegakkan diagnosis penyakit sistem syaraf tepi atau sistem saraf perifer. Menurutnya elektroneurografi digunakan untuk pemeriksaan kecepatan hantar saraf baik itu motorik, sensorik dan respons lambat. “Untuk melihat gangguan kecepatan hantar syaraf kami pakai alat elektroneurografi,” ujarnya.

 

Sementara, kegunaan elektromiografi digunakan untuk pemeriksaan aktifitas listrik ototnya. “Biasanya indikasinya alat ini untuk kelainan gangguan otot, seperti polimiositis. Kelainan pada ganglion syaraf penyakitnya biasanya auto imun, keracunan atau infeksi, dan juga kelainan pada radiks saraf nya seperti nyeri punggung belakang dan lainnya,” imbuhnya

 

Saat melakukan pemeriksaan pasien, tim Jawa Pos Radar Malang ditunjukkan cara kerja dari kedua alat tersebut. Aktivitas listrik itu ditampilkan di monitor dalam bentuk garis bergelombang pada rekaman ENMG. Setiap garis gelombang akan memiliki nilai, yang akan menentukan gangguan pada syaraf pasien. Hasil pemeriksaan ENMG dapat membantu menentukan letak lesinya.

 

Kedua alat ini sangat penting untuk penegakan diagnosa dokter terutama untuk Spesialis Saraf (Spesialis Neurologi) agar lebih mudah dalam hal pengobatan. Adanya alat ini juga dapat mempermudah pasien melakukan pemeriksaan syaraf secara terpusat di RSUD. “Karena sebelum ada alat ini pasien kami rujuk ke rumah sakit yang memiliki alat tersebut. Sekarang pasien tidak usah kesana kemari untuk pemeriksaan,” tutur dokter spesialis neurologi itu. (rof/dik)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru