26.2 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Penganiayaan Istri Siri Berakhir Cerai, Warga Minta Suami Pergi

 

MALANG KOTA – Kasus penganiayaan suami terhadap istri siri di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, pada Selasa lalu (14/3) diselesaikan lewat jalur mediasi.

FS, 33, mengaku sudah tidak kuat lagi melanjutkan hidup bersama sang suami, AS, 34.

Di hadapan pamong lingkungan dan petugas Bhabinkabtibmas, dia membuat surat pernyataan minta diceraikan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pertengkaran antara FS dengan AS membuat gaduh lingkungan Jalan Bayam Dalam, Kelurahan Bumi Ayu, pada Selasa pagi.

Pemicunya sederhana. AS emosi lantaran FS meminta uang 200 ribu untuk membeli obat bagi anak-anak mereka.

FS sampai dibawa ke rumah tetangganya setelah mengaku kepalanya dipukul charger ponsel oleh AS.

Baca Juga : Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Kesehatan Mental.

Para tetangga sempat berusaha membantu melakukan mediasi. Namun terkendala lantaran pengurus RT dan RW masih belum pulang dari bekerja.

Mediasi baru bisa dilakukan sekitar pukul 19.30 di rumah salah seorang warga yang juga petugas Linmas.

Mediasi itu dihadiri ketua RT, RW, Bhabinkamtibnas, dan petugas pranata dinas sosial. Dalam pertemuan itu, FS mengaku pernah mengajukan untuk berpisah.

Namun permintaan tersebut tidak dihiraukan suami siri yang sudah hidup bersamanya selama empat tahun.

FS juga pernah ingin melaporkan kasus penganiayaan yang dia alami ke ranah hukum. Namun dia khawatir dengan masalah biaya.

”Saya sampai melakukan terapi ke psikolog karena stres,” ujar perempuan yang pernah 8 tahun bekerja di sektor perbankan itu. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

MALANG KOTA – Kasus penganiayaan suami terhadap istri siri di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, pada Selasa lalu (14/3) diselesaikan lewat jalur mediasi.

FS, 33, mengaku sudah tidak kuat lagi melanjutkan hidup bersama sang suami, AS, 34.

Di hadapan pamong lingkungan dan petugas Bhabinkabtibmas, dia membuat surat pernyataan minta diceraikan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pertengkaran antara FS dengan AS membuat gaduh lingkungan Jalan Bayam Dalam, Kelurahan Bumi Ayu, pada Selasa pagi.

Pemicunya sederhana. AS emosi lantaran FS meminta uang 200 ribu untuk membeli obat bagi anak-anak mereka.

FS sampai dibawa ke rumah tetangganya setelah mengaku kepalanya dipukul charger ponsel oleh AS.

Baca Juga : Dampak Kekerasan Seksual Terhadap Kesehatan Mental.

Para tetangga sempat berusaha membantu melakukan mediasi. Namun terkendala lantaran pengurus RT dan RW masih belum pulang dari bekerja.

Mediasi baru bisa dilakukan sekitar pukul 19.30 di rumah salah seorang warga yang juga petugas Linmas.

Mediasi itu dihadiri ketua RT, RW, Bhabinkamtibnas, dan petugas pranata dinas sosial. Dalam pertemuan itu, FS mengaku pernah mengajukan untuk berpisah.

Namun permintaan tersebut tidak dihiraukan suami siri yang sudah hidup bersamanya selama empat tahun.

FS juga pernah ingin melaporkan kasus penganiayaan yang dia alami ke ranah hukum. Namun dia khawatir dengan masalah biaya.

”Saya sampai melakukan terapi ke psikolog karena stres,” ujar perempuan yang pernah 8 tahun bekerja di sektor perbankan itu. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru