RADAR MALANG – Berita mengejutkan datang dari presenter terkenal Deddy Corbuzier. Pasalnya, beberapa waktu lalu dirinya sempat mengatakan bahwa dirinya akan mundur dari seluruh media sosial miliknya. Tak disangka, pada Minggu (22/8) Deddy kembali muncul dan memberikan klarifikasi terkait keadaannya yang sempat mengalami badai sitokin akibat terpapar Covid-19.
Melansir dari kanal YouTube Deddy Corbuzier, Minggu (22/8), pria berusia 44 tahun itu melakukan klarifikasi yang dikemas dalam sebuah podcast. Dirinya membeberkan kronologi dirinya terpapar hingga harus mengalami kondisi badai sitokin hingga melalui masa kritis. Badai sitokin sendiri terjadi ketika tubuh melepaskan terlalu banyak sitokin ke dalam darah dalam jangka waktu yang sangat cepat bagi penderita Covid-19.
“Saya sakit, kritis hampir meninggal karena badai sitokin. Lucunya dengan keadaan yang sudah negatif. Yes it’s covid,” katanya pada podcast tersebut.
Sebelum dinyatakan terkena badai sitokin, kekasih Sabrina Chairunnisa itu sempat melakukan pemeriksaan setelah mengalami demam tinggi dan vertigo di RSPAD. Namun, pada pemeriksaan ini Deddy diperbolehkan pulang lantaran saturasi oksigennya terbilang normal.
“Sesuatu yang salah, saya CT Thorax ke RSPAD pada saat itu. Ketemu dokter-dokter yang luar biasa, ternyata ada kerusakan hitungannya 30, saya enggak tahu tuh 30 persen atau apa,” ungkapnya
Menginjak dua hari setelah pemeriksaan pertama, Deddy Corbuzier kembali mengalami demam tinggi disertai vertigo. Bergegas dirinya menuju rumah sakit lain dan melakukan CT Thorax dengan hasil dirinya dinyatakan mengalami badai sitokin. Keadaan ini yang mengharuskan dirinya dirawat.
“Ketemu dokter Gunawan, dia bilang ini memburuk. Ketika dicek CT Thorax sudah 60 dan keadaannya masuk dalam kondisi moment badai sitokin, di masa-masa badai sitokin,” papar pria kelahiran Jakarta itu.
Mendengar diagnosa tersebut, lantas membuat Deddy kaget dan sangat kecewa. Dirinya tak menyangka orang dengan pola hidup sehat disertai rutin olahraga dapat mengalami masa kritis akibat Covid-19.
“Kondisinya saat itu panas demam, badan sakit semua, dan kecewa. Sangat kecewa karena saya tidak menyangka orang dengan pola hidup sehat seperti saya mengalaminya. Saya di masa badai sitokin ini adalah masa kritis, hidup atau mati,” bebernya.
Penulis : Nabila Sofie H.