MALANG – Di Malang raya, jumlah kasus kanker payudara yang terbanyak ada di Kabupaten Malang. Itu lantaran langkah deteksi dini yang dilakukan Dinkes Kabupaten Malang cukup masif. Kasi Penyakit Tidak Menular (PTM) Dinkes Paulus Gatot Kusharyanto menerangkan bila di tahun 2019 lalu ada 93.030 perempuan yang jadi sasaran pemeriksaan deteksi dini. ”Dan capaiannya ada 7.300 atau sekitar 8,9 persen yang dapat kami deteksi,” kata dia.
Tahun 2020 lalu, ada 78.617 perempuan paruh baya yang jadi sasaran deteksi dini. ”Saat itu yang berhasil di deteksi kanker payudara ada 7.682 atau 10,64 persen,” imbuh Paulus. Di tahun 2021, sampai awal Oktober ini, upaya deteksi dengan metode iva test menemukan 3.083 kasus kanker payudara.
Dia menyebut ada dua cara mudah yang bisa digunakan untuk mendeteksi kanker payudara secara mandiri. Yakni metode periksa payudara sendiri (Sadari) yang bisa dilakukan oleh diri sendiri atau suami, dan periksa payudara klinis (Sadanis) yang dilakukan oleh pihak medis. ”Apabila ditemukan sebuah benjolan, maka itu bisa menjadi sebuah indikasi awal, sehingga harus diperiksakan,” terangnya.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Malang drg Muhammad Zamroni menambahkan kasus kanker payudara banyak ditemukan pada perempuan dari jenjang usia 45 sampai 54 tahun. Namun ada juga beberapa temuan kasus pada perempuan usia 20 sampai 30 tahun.
Agar terhindar dari kanker payudara, pria yang juga menjabat sebagai ketua persatuan dokter gigi Indonesia (PDGI) cabang Malang itu berbagi tips CERDIK. Kepanjangannya yakni cek kesehatan secara rutin. lalu enyahkan asap rokok, rajin olahraga, dan diet seimbang. Kemudian istirahat cukup dan kelola stres. ”Jadi pola hidup sehat menentukan kualitas kesehatan seseorang, jangan sampai penyakit masuk ke tubuh kita,” tambah Zamroni. (ulf/adn/nug/fik/by/rmc)