RADAR MALANG – Vagina adalah salah satu organ intim wanita yang sangat sensitif. Jika anda merasakan ada rangsangan maka akan terjadi lubrikasi. Ketika terlubrikasi, cairan berupa lendir dapat keluar dan miss V bakal terasa basah.
Dilansir dari klikdokter, Sabtu (27/2), cairan vagina dihasilkan oleh kelenjar bartholin dan serviks (mulut rahim). Kelenjar bartholin membantu menghasilkan cairan pelumas yang keluar saat wanita terangsang atau melakukan aktivitas seksual. Sementara itu, serviks menghasilkan lendir yang selalu berubah tergantung sirkulasi haid.
“Ada beberapa faktor yang menyebabkan vagina basah, adanya infeksi ataupun sedang mengalamii perangsangan,” terang dr Sara Elise Wijono MRes.
Adapun infeksi vaginosis bakterialis, yang dapat menyebabkan vagina terasa basah. Infeksi ini disebabkan oleh perubahan kimiawi atau akibat bakteri anaerob yang berkembang biak dalam jumlah berlebihan. Merasakan gejala vagina gatal dan muncul keputihan yang berwarna kuning hingga keabuan. Infeksi ini juga merupakan penyebab keputihan abnormal yang sering dialami oleh wanita usia subur. Tak hanya itu, wanita yang aktif secara seksual pun dapat mengalami infeksi vaginosis bakterialis.
Namun jika wanita sedang terangsang, rangsangan seksual di area bibir, leher, payudara, paha, atau vagina itu sendiri. Setelah terangsang, lalu dapat timbul respons berupa keluarnya cairan lubrikan yang berfungsi sebagai pelumas vagina. Rangsangan dan keluarnya lubrikan vagina ini merupakan persiapan sebelum melakukan hubungan seks.
Kondisi vagina yang lembap dan basah saat terangsang ini sifatnya penting. Vagina yang basah akan membuat wanita merasa nyaman dan tidak timbul nyeri saat berhubungan seks. Setelah wanita tidak merasa terangsang, umumnya kelenjar bartholin dalam vagina akan berhenti memproduksi cairan pelumas. Biasanya, vagina masih terasa basah 1-2 jam setelah berhubungan seks dan akan kembali seperti semula dengan sendirinya.
Vagina basah merupakan sebuah kondisi yang normal. Setiap harinya, wanita bisa menghasilkan 1 hingga 4 ml cairan vagina yang membuatnya terasa lembap dan basah. Namun, jika yang Anda dapati adalah vagina selalu basah, kemungkinan Anda mengalami salah satu kondisi dimana adanya infeksi.
Penulis : Khrisna Ambar