26.2 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Umat Hindu dan Islam Gotong Royong Siapkan Ogoh-Ogoh, Adem!

 

MALANG KOTA – Kerukunan antar-umat beragama bisa dipelajari dari warga Dusun Losari, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir.

Mereka selalu bergotong royong dalam menyiapkan perayaan hari besar keagamaan. Tak memandang agamanya apa, semua ikut ambil bagian.

Contohnya tersaji dalam beberapa hari terakhir, saat sejumlah warga di sana membuat ogoh-ogoh. Nanda Alfian, salah satu warga yang ikut membuat ogoh-ogoh turut membenarkannya.

Selain umat Hindu, dia menyebut bila umat Islam juga ikut membantu. ”Tujuannya juga untuk menciptakan kerukunan beragama,” kata lelaki berusia 23 tahun itu.

Dia mengungkapkan, pembuatan ogoh-ogoh itu sudah dilakukan sejak pertengahan Januari lalu. Lamanya pembuatan ogoh-ogoh itu karena prosesnya cukup panjang.

Dimulai dengan membuat kerangka dari bambu. Kerangka itu kemudian dibungkus kertas bekas sak semen.

Baca Juga : Peringatan Nyepi 2022, Nuansa Toleransi Tampak pada Ibadah Tawur Kesanga.

Di beberapa bagian juga diberi foam dan kertas koran. Selanjutnya, pada tahap finishing ditempeli dengan tisu agar membentuk sebuah tekstur.

”Selanjutnya diberi warna menggunakan cat. Seperti cat berwarna biru, merah, cream, dan kuning. Setiap warna menghabiskan cat hingga dua kilogram,” sebutnya.

Seluruh ogoh-ogoh, lanjut Nanda, dikerjakan setiap sore dan malam. Tepatnya setelah warga pulang kerja.

Di akhir pekan, warga bisa mengerjakannya seharian. Nanda menambahkan, ogoh-ogoh itu akan dibawa ke Balai Kota Malang pada 22 Maret.

Selanjutnya, akan dibawa keliling kampung dan terakhir akan dibakar di lapangan di dekat Puri Kawi.

Antusiasme umat Hindu dalam menyambut Hari Raya Nyepi juga terlihat di Kota Malang. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

MALANG KOTA – Kerukunan antar-umat beragama bisa dipelajari dari warga Dusun Losari, Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir.

Mereka selalu bergotong royong dalam menyiapkan perayaan hari besar keagamaan. Tak memandang agamanya apa, semua ikut ambil bagian.

Contohnya tersaji dalam beberapa hari terakhir, saat sejumlah warga di sana membuat ogoh-ogoh. Nanda Alfian, salah satu warga yang ikut membuat ogoh-ogoh turut membenarkannya.

Selain umat Hindu, dia menyebut bila umat Islam juga ikut membantu. ”Tujuannya juga untuk menciptakan kerukunan beragama,” kata lelaki berusia 23 tahun itu.

Dia mengungkapkan, pembuatan ogoh-ogoh itu sudah dilakukan sejak pertengahan Januari lalu. Lamanya pembuatan ogoh-ogoh itu karena prosesnya cukup panjang.

Dimulai dengan membuat kerangka dari bambu. Kerangka itu kemudian dibungkus kertas bekas sak semen.

Baca Juga : Peringatan Nyepi 2022, Nuansa Toleransi Tampak pada Ibadah Tawur Kesanga.

Di beberapa bagian juga diberi foam dan kertas koran. Selanjutnya, pada tahap finishing ditempeli dengan tisu agar membentuk sebuah tekstur.

”Selanjutnya diberi warna menggunakan cat. Seperti cat berwarna biru, merah, cream, dan kuning. Setiap warna menghabiskan cat hingga dua kilogram,” sebutnya.

Seluruh ogoh-ogoh, lanjut Nanda, dikerjakan setiap sore dan malam. Tepatnya setelah warga pulang kerja.

Di akhir pekan, warga bisa mengerjakannya seharian. Nanda menambahkan, ogoh-ogoh itu akan dibawa ke Balai Kota Malang pada 22 Maret.

Selanjutnya, akan dibawa keliling kampung dan terakhir akan dibakar di lapangan di dekat Puri Kawi.

Antusiasme umat Hindu dalam menyambut Hari Raya Nyepi juga terlihat di Kota Malang. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru