MALANG KOTA – Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi berakhir kemarin (23/3) dengan ritual ngembak geni. Seperti tersaji di Candi Badut mulai pukul 09.00.
Ratusan umat Hindu dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu ambil bagian.
Prosesi ngembak geni dimulai dengan sembahyang dan memanjatkan doa kepada Hyang Widhi (Tuhan yang Maha Esa). Saat persembahyangan, umat Hindu mendapat percikan air suci.
Mereka juga bergiliran meletakkan banten atau sajian di sekitar candi. Lalu diakhiri dengan silaturahmi dan bermaaf-maafan antar umat Hindu.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang Putu Moda Arsana mengatakan, dalam ngembak geni dirinya berharap agar para umat Hindu bisa melakukan introspeksi diri. Baik terhadap kekurangan maupun kelebihan pada diri masing-masing.
”Di samping sembahyang, kami juga melakukan upacara. Itu untuk berterima kasih kepada leluhur, resi, lingkungan, dan manusia itu sendiri,” kata pria yang akrab disapa Moda tersebut.
Baca Juga : Umat Hindu dan Islam Gotong Royong Siapkan Ogoh-Ogoh, Adem!
Moda berharap melalui rangkaian ibadah Nyepi yang sudah dilakukan dalam tiga hari terakhir, alam dan lingkungan tidak memberi hal buruk pada umat manusia.
Selain itu, lewat ngembak geni umat Hindu juga bisa menjalin kembali interaksi besar yang sempat tertunda selama pandemi.
”Kebetulan selama pandemi kemarin kami tidak bisa mengadakan ritual besar. Karena kami menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat itu, dan tidak ingin melawan kehendak Tuhan,” tuturnya.

Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika yang turut hadir juga menyampaikan sejumlah harapan terkait perayaan Nyepi tahun ini.
Made berharap, umat Hindu dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan bisa menjaga kerukunan di tengah perbedaan. Terlebih, tak lama lagi akan memasuki tahun-tahun politik.
”Mari semua bergandengan tangan, saling merangkul, dan menguatkan untuk menyambut berbagai hajat di waktu yang akan datang,” kata Made. (mel/by)