DAU – Penguasaan bahasa Mandarin menjadi kebutuhan pendidikan di Indonesia. Karena itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing bekerja sama dengan Center for Language Education and Cooperation (CLEC) Kementerian Pendidikan Republik Rakyat Tiongkok mengadakan pelatihan metode pembelajaran bahasa Mandarin inovatif bagi dosen bahasa Mandarin, 27 Oktober hingga 4 November lalu.
Dalam pelaksanaannya, KBRI Beijing menggandeng Universitas Ma Chung menjadi moderator dan fasilitator pelatihan ini. “Saat ini, KBRI Beijing memiliki banyak program untuk mendukung pembelajaran bahasa Mandarin, riset, alih teknologi antara Tiongkok dan Indonesia,” terang Yaya Sutarya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Beijing.
Di antara program itu adalah akselerasi layanan, bantuan untuk students mobility, program pendidikan bahasa Indonesia/BIPA, pusat studi, pemberian beasiswa, dan pendidikan vokasi. “Untuk pelatihan ini, KBRI bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan RRT melalui CLEC. Mereka sudah berpengalaman memberikan berbagai metode pengajaran bahasa Mandarin yang inovatif,” jelas Yaya Sutarya.
Sementara itu, Dirjen Dikti Kemdikbud Ristek, Prof Nizam juga memberikan arahan kepada 103 dosen bahasa Mandarin yang berasal dari 40 universitas di Indonesia.
Rektor Universitas Ma Chung Assoc Prof Dr Murphin Joshua Sembiring SE MSi saat membuka acara secara daring (27/10) tentang Pelatihan Metode Pembelajaran Inovatif, menjelaskan tentang sejarah Ma Chung yang berdiri pada 7 Juli 2007. Namun, the spirit of Ma Chung telah berkobar pada 1946 lalu. Kala itu, di Kota Malang terdapat Sekolah Menengah Tionghoa yang terkenal dengan prestasi akademik maupun non-akademik, gotong royong, dan solidaritasnya.
“Sungguh merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan, Ma Chung turut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini. Kegiatan yang sangat penting, yang bisa mengakselerasi pembelajaran bahasa Mandarin di Indonesia,” ujar Murphin.(ren/dan)