MALANG KOTA – Penyambutan peserta pertukaran mahasiswa merdeka (inbond) Kemendikbudristek RI secara perdana digelar Universitas Islam Malang, (Unisma) kemarin (25/11). Sebanyak 35 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia akan melaksanakan studinya di Unisma selama satu semester.
Berdasarkan laporan Wakil Rektor 1 Prof Dr Junaedi MPd PhD mengatakan bahwa ada dua skema pertukaran mahasiswa di Unisma, yakni Outbond dan Inbond. Sebanyak 46 mahasiswa melakukan Outbond yang tersebar di 26 Perguruan Tinggi. “Pola mahasiswa kita yang mengikuti kegiatan outbond pilihannya kebanyakan wilayah Sumatera. Inbound hampir semua dilakukan di wilayah timur,”tuturnya.
Dalam hal ini Rektor Unisma Prof Maskuri MSi telah menekankan tentang Islam rahmatan lil alamin di Unisma. Selain itu, Ia juga menekankan tentang pentingnya sikap toleransi. ” Dengan latar belakang berbeda agama, suku, etnis, adat istiadat, semua bergabung dan menjadi satu di kampus Unisma. Disitu ada Islamnya, tetapi Islam disini adalah rahmat bagi alam semesta,”ujarnya.
Prof Maskuri juga menyampaikan bahwa di Unisma budaya relegiusnya tinggi. Terutama relegius dengan dasar-dasar ke-Islaman. Tetapi mahasiswa dibebaskan dalam menentukan pilihannya. Sebab dasar ke-Islaman yang dijunjung Unisma merupakan dasar Islam rahmatan lil alamin, islam ahlulsunah waljamaah. Dengan menekankan prinsip tawasud, prinsip moderat.
” Sehingga tidak ektrem kanan dan kiri. Ia (mahasiswa) medudukan dirinya pada Islam yang moderat bahkan ketika mengahadapi persoalan sekalipun tetap moderat, tapi moderasi itu untuk maslahatun amah, kemaslahatan manusia pada umumnya,”jelasnya.
Sehingga dengan ini, tidak akan diskriminasi. Sebab diskriminasi menciptakan sebuah konflik. Ketika konflik terjadi, disitulah energi negatif berkembang dan pada akhirnya tidak sempat membangun bangsa dan negara. Prof Maskuri juga menghimbau agar energi positif harus dikembangkan.
Pewarta: Rofia