28 C
Malang
Wednesday, 22 March 2023

Bujangseta, Inovasi Balijestro yang Bikin Petani Untung 2x Lipat

KOTA BATU – Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropis (Balijestro) mmperkenalkan teknik budidaya baru. Teknik tersebut ialah bujangseta, singkatan dari buah berjenjang sepanjang tahun. Dengan cara budidaya tersebut, petani jeruk bisa untung sampai dua kali lipat.

“Seperti namanya, dengan teknik ini petani bisa panen berkali–kali. Harga akan stabil imbas tak adanya panen raya,” terang Kepala Balijestro, Harwanto. Bujangseta bisa dilakukan dengan mudah oleh semua petani. Kuncinya adalah manajemen nutrisi yang baik.

Pemupukan dan pemangkasan dengan frekuensinya teratur menjadi kunci. Manajemen hama juga menjadi salah satu hal penting lain yang harus diperhatikan. Petani diwajibkan memeriksa secara teratur tanamannya memiliki hama atau tidak. Penyemprotan dilakukan rutin sebagai upaya pencegahan maupun penanggulangan hama.

Penyediaan kanopi menjadi syarat selanjutnya. Penutup atau atap tanaman bertujuan untuk penerimaan suplai cahaya yang cukup. Hal tersebut diharapkan menjadi pemicu hormon yang menyebabkan keluarnya bunga.

Manfaat yang didapatkan dari budidaya bujangseta, petani bisa melakukan panen setiap dua hingga tiga bulan sekali. Jauh dibandingkan petani normal yang hanya bisa panen tiga kali dalam setahun.

Harwanto mengatakan, proses sosialisasi untuk petani di daerah sudah diselenggarakan. Mulai dari percobaan di kebun sendiri hingga penyebaran ke luar daerah. Kini, masih Kota Batu dan Banyuwangi saja yang sukses dengan budidaya tersebut. Rencananya jika pandemi bisa segera berakhir, mereka akan melakukan sosialisasi ke Riau.

“Kami sudah mencontohkan dan terbukti berhasil. Tinggal petani daerah mau mengikuti atau tidak, karena masih banyak petani yang cuek akan inovasi baru yang lebih menguntungkan,” tutupnya.

Pewarta : Wildan Agta Affirdausy

KOTA BATU – Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropis (Balijestro) mmperkenalkan teknik budidaya baru. Teknik tersebut ialah bujangseta, singkatan dari buah berjenjang sepanjang tahun. Dengan cara budidaya tersebut, petani jeruk bisa untung sampai dua kali lipat.

“Seperti namanya, dengan teknik ini petani bisa panen berkali–kali. Harga akan stabil imbas tak adanya panen raya,” terang Kepala Balijestro, Harwanto. Bujangseta bisa dilakukan dengan mudah oleh semua petani. Kuncinya adalah manajemen nutrisi yang baik.

Pemupukan dan pemangkasan dengan frekuensinya teratur menjadi kunci. Manajemen hama juga menjadi salah satu hal penting lain yang harus diperhatikan. Petani diwajibkan memeriksa secara teratur tanamannya memiliki hama atau tidak. Penyemprotan dilakukan rutin sebagai upaya pencegahan maupun penanggulangan hama.

Penyediaan kanopi menjadi syarat selanjutnya. Penutup atau atap tanaman bertujuan untuk penerimaan suplai cahaya yang cukup. Hal tersebut diharapkan menjadi pemicu hormon yang menyebabkan keluarnya bunga.

Manfaat yang didapatkan dari budidaya bujangseta, petani bisa melakukan panen setiap dua hingga tiga bulan sekali. Jauh dibandingkan petani normal yang hanya bisa panen tiga kali dalam setahun.

Harwanto mengatakan, proses sosialisasi untuk petani di daerah sudah diselenggarakan. Mulai dari percobaan di kebun sendiri hingga penyebaran ke luar daerah. Kini, masih Kota Batu dan Banyuwangi saja yang sukses dengan budidaya tersebut. Rencananya jika pandemi bisa segera berakhir, mereka akan melakukan sosialisasi ke Riau.

“Kami sudah mencontohkan dan terbukti berhasil. Tinggal petani daerah mau mengikuti atau tidak, karena masih banyak petani yang cuek akan inovasi baru yang lebih menguntungkan,” tutupnya.

Pewarta : Wildan Agta Affirdausy

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru