KOTA BATU – Untuk mengapresiasi para pelukis lokal Kota Batu agar kembali berkarya di tengah pandemi Covid-19, Pasar Wisata Bring Rahardjo mengadakan Pameran Karya Anak Bangsa, Rabu (29/7). Ada sekitar 30 lukisan dari 5 pelukis di Kota Batu yang ditampilkan.
Camat Junrejo Arief Rachman Ardyasana mengatakan, sejak awal di Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, terdapat galeri lukisan bernama Joyo Sentiko. Anggota dari galeri ini dari berbagai macam komunitas pelukis dan sering men-support berbagai kegiatan di Pasar Bring Rahardjo untuk menampilkan karya seninya.
“Bermula dari sana, kami ingin memberi apresiasi khusus untuk para pelaku seni melalui pameran ini. Karena mereka juga berkontribusi positif terutama ke anak-anak dengan mengajari melukis,” kata dia.
Dalam kegiatan tersebut Arief mengatakan, pihaknya kedatangan tamu dari Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur. Itu dalam rangka untuk melihat kesiapan tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi atau mendapatkan perhatian dari publik.
“Nah, Pasar Wisata Bring Rahardjo ini kan tematik dengan nuansa bambu dan tempo doeloe. Kami juga siap dengan berbagai macam protap kesehatan seperti tempat cuci tangan dan penerapan tanda physical distancing,” kata Arif.
Arif menambahkan, selama pandemi Covid-19 dari bulan April sampai Juni atau hampir selama 3 bulan, Pasar Wisata Bring Rahardjo tidak ada aktivitas sama sekali. Baru di tanggal 29 Juni aktivitas penjualan makanan dan minuman kembali ada.
“Semoga ini awal yang bagus, karena kedepannya akan kami kembangkan tempat ini menjadi tempat wisata tradisional yang lebih baik dan melakukan konservasi mata air jeding, targetnya tahun 2021 sudah mulai jalan,” kata Arif.
Sementara itu, Koordinator Lukisan, Agoes D Soe mengatakan, tema-tema lukisan yang ditampilkan seperti tokoh-tokoh bangsa, landscape (pemandangan alam), dan lifestyle. “Ini lukisan ada yang dibuat dari tahun 2017 sampai tahun 2020 sekarang,” kata Agoes.
Agoes mengungkapkan ada berbagai komunitas yang bergabung dalam pameran tersebut. Diantaranya seperti komunitas gado-gado, komunitas akar rasa dan komunitas sanggar Jaya Sentiko.
“Ada karya dari pelukis Jupri Abdullah yang melukis 15 tokoh nasional, kemudian Satuki yang menampilkan lukisan landscape dan lifestyle, serta Gama menampilkan figur nenek,” katanya.
Dia mengatakan setiap hari Minggu jam 09.00 sampai jam 12.00, Agoes bersama dua temannya yakni Hanz Bethzy dan Susi Herawati mengajari anak-anak dari usia TK dan SD sekitar 10 anak untuk melukis. Tetapi selama pandemi Covid-19, kegiatan tersebut berhenti selama beberapa bulan terakhir.
“Namun awal Juli ini sudah mulai kembali, kegiatan ini sudah berlangsung sejak September 2019 lalu,” katanya.
Pewarta: Nugraha Perdana
Foto: Istimewa
Editor: Hendarmono Al S