29.8 C
Malang
Tuesday, 30 May 2023

Tekan Kasus Stunting Baru di 4 Kecamatan, Bayi dan Ibu Hamil Risiko Tinggi

KABUPATEN – Banyaknya kasus bayi stunting di Kabupaten Malang tak hanya menjadi atensi Pemkab Malang. Pemprov Jatim juga ikut bergerak agar kasus bayi kurang gizi bisa dicegah. Hal itu ditunjukkan Bakorwil Malang dengan menyiapkan program Peduli Stunting.

Ada empat kecamatan yang disasar. Yaitu Kecamatan Kromengan, Sumberpu cung, Ngajum dan Wonosari. “Ini demi mendukung program Nawa Bhakti Satya Jatim. Empat kecamatan dipilih ber dasar rekomendasi Pemkab Ma lang yang sudah verifikasi dan validasi,” kata Kepala Bakorwil Malang Bu di Sarwoto di Ruang Arjuna III kantor Bakorwil, Jalan Simpang Ijen, Jumat (5/8).

Program ini bergulir mulai bulan Agustus sampai Desember dengan menggandeng sejumlah perusahaan di Malang. Termasuk mengharapkan adanya dukungan CSR dari korporat. Sejumlah brand telah menyatakan siap membantu. Misalnya, JAPFA yang menyumbang telur. Sedangkan, Greenfield menyuplai susu.

“Kami perlu tekankan bahwa empat wilayah ini lokasi giat Bu Gubernur. Sehingga, empat lokasi itu bukan refleksi stunting di seluruh Kabupaten Malang. Melainkan, tempat yang memang dipilih agar penyaluran program efektif,” kata Aniswati Aziz, Kepala DPPKB Kabupaten Malang.

Draft CSR Peduli Stunting pun telah disusun. Total ada 80 balita stunting yang disasar program ini. Kemudian, ibu hamil kurang energi kronik (KEK) juga sebanyak 80 orang. Mereka tersebar di empat kecamatan. Selain itu, Anis menyebut, penjaringan data balita stunting sedang dikerjakan agar penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Sebab, susu UHT Greenfield bisa dikonsumsi bayi usia 2 tahun ke atas. Di bawah itu, perlu ada alternatif bantuan. Misalnya dalam bentuk bubur fortifikasi.

Selain program menekan angka stunting, Pemkab Malang juga mempersiapkan program bedah rumah dan jambanisasi yang bekerja sama dengan DPUBM dan DPKPCK. Bedah rumah menyasar puluhan rumah di tiga desa Kecamatan Pujon dan satu desa di Tirtoyudo. Sedangkan, CSR jambanisasi digarap DPKPCK. Baznas menyumbang 65 unit untuk Pujon. Sementara PT Greenfiled menggarap jambanisasi di Ngajum.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Bank Jatim Kepanjen Mohammad Anto menyatakan dukungannya dalam program tersebut. Sebagai Ketua Umum Forum CSR Kabupaten Malang, Bank Jatim siap menyukseskan program ini. “Kami juga mengimbau semua perusahaan untuk aktif. Supaya, CSR bisa menjangkau sebanyak mungkin bayi stunting dan ibu hamil risiko stunting,” sambung Anto saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Sub Koordinator Kese hatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabu paten Malang dr Helma Evi Yenni me nya takan, kasus stunting acap kali ter deteksi di Posyandu. Saat timbang bayi, kader Posyandu mengecek gejala stunting. “Stunting tidak pernah tibatiba, tetapi bergejala. Stunting juga tak melihat strata ekonomi. Bisa jadi, bayi stunting karena salah asuh,” tutupnya. (fin/nay)

KABUPATEN – Banyaknya kasus bayi stunting di Kabupaten Malang tak hanya menjadi atensi Pemkab Malang. Pemprov Jatim juga ikut bergerak agar kasus bayi kurang gizi bisa dicegah. Hal itu ditunjukkan Bakorwil Malang dengan menyiapkan program Peduli Stunting.

Ada empat kecamatan yang disasar. Yaitu Kecamatan Kromengan, Sumberpu cung, Ngajum dan Wonosari. “Ini demi mendukung program Nawa Bhakti Satya Jatim. Empat kecamatan dipilih ber dasar rekomendasi Pemkab Ma lang yang sudah verifikasi dan validasi,” kata Kepala Bakorwil Malang Bu di Sarwoto di Ruang Arjuna III kantor Bakorwil, Jalan Simpang Ijen, Jumat (5/8).

Program ini bergulir mulai bulan Agustus sampai Desember dengan menggandeng sejumlah perusahaan di Malang. Termasuk mengharapkan adanya dukungan CSR dari korporat. Sejumlah brand telah menyatakan siap membantu. Misalnya, JAPFA yang menyumbang telur. Sedangkan, Greenfield menyuplai susu.

“Kami perlu tekankan bahwa empat wilayah ini lokasi giat Bu Gubernur. Sehingga, empat lokasi itu bukan refleksi stunting di seluruh Kabupaten Malang. Melainkan, tempat yang memang dipilih agar penyaluran program efektif,” kata Aniswati Aziz, Kepala DPPKB Kabupaten Malang.

Draft CSR Peduli Stunting pun telah disusun. Total ada 80 balita stunting yang disasar program ini. Kemudian, ibu hamil kurang energi kronik (KEK) juga sebanyak 80 orang. Mereka tersebar di empat kecamatan. Selain itu, Anis menyebut, penjaringan data balita stunting sedang dikerjakan agar penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Sebab, susu UHT Greenfield bisa dikonsumsi bayi usia 2 tahun ke atas. Di bawah itu, perlu ada alternatif bantuan. Misalnya dalam bentuk bubur fortifikasi.

Selain program menekan angka stunting, Pemkab Malang juga mempersiapkan program bedah rumah dan jambanisasi yang bekerja sama dengan DPUBM dan DPKPCK. Bedah rumah menyasar puluhan rumah di tiga desa Kecamatan Pujon dan satu desa di Tirtoyudo. Sedangkan, CSR jambanisasi digarap DPKPCK. Baznas menyumbang 65 unit untuk Pujon. Sementara PT Greenfiled menggarap jambanisasi di Ngajum.

Sementara itu, Pimpinan Cabang Bank Jatim Kepanjen Mohammad Anto menyatakan dukungannya dalam program tersebut. Sebagai Ketua Umum Forum CSR Kabupaten Malang, Bank Jatim siap menyukseskan program ini. “Kami juga mengimbau semua perusahaan untuk aktif. Supaya, CSR bisa menjangkau sebanyak mungkin bayi stunting dan ibu hamil risiko stunting,” sambung Anto saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Sub Koordinator Kese hatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabu paten Malang dr Helma Evi Yenni me nya takan, kasus stunting acap kali ter deteksi di Posyandu. Saat timbang bayi, kader Posyandu mengecek gejala stunting. “Stunting tidak pernah tibatiba, tetapi bergejala. Stunting juga tak melihat strata ekonomi. Bisa jadi, bayi stunting karena salah asuh,” tutupnya. (fin/nay)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru