KEPANJEN – Pemkab Malang memfasilitasi para pekerja lebih mudah membeli rumahan bersubsidi. Program tersebut digeber Disnaker Kabupaten Malang dengan BPJS Ketenagakerjaan dan BTN Malang. Jika pilot project pertama ini berhasil, bakal ada lebih banyak stakeholder yang digandeng untuk pengadaan rumah murah.
Kadisnaker Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo menyatakan, program tersebut terinspirasi oleh statement Wamenaker Afriansyah Noor yang menyebut sekitar 76 persen pekerja sektor informal belum memiliki rumah layak. ”Untuk pilot project pertama, kami pertemukan BPJS, BTN, HRD perusahaan dan pengembang perumahan. Ini langkah awal,” kata Yoyok.
Sesuai nama programnya, sasaran rumah subsidi ini adalah para pekerja. Baik pekerja informal seperti pekerja migran Indonesia (PMI) atau juga pekerja pabrik dan perusahaan di Malang. Untuk pilot project pertama, perumahan yang direkomendasikan BTN Malang ada di Wagir dan Singosari. “Selanjutnya, saya berusaha menggandeng Apersi. Ini akan dilakukan bertahap sehingga para pekerja bisa lebih mudah memiliki rumah,” tegasnya.
Ada dua skema utama dalam rumah subsidi bagi pekerja informal dan formal ini. Pertama, skema BPJS Ketenagakerjaan lewat program Manfaat Layanan Tambahan (MLT). Skema ini memberi ruang pekerja terdaftar BPJS ketenagakerjaan mendapat rumah. Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi. Misalnya, satu tahun peserta BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian, belum mempunyai rumah serta tertib iuran BPJS dan belum pernah menerima program MLT.
“Maksimal pembiayaan KPR sebesar Rp 500 juta dengan jangka waktu maksimal 30 tahun. Sedangkan pinjaman maksimal untuk uang muka sebesar Rp 150 juta,” beber Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Malang Widodo. Sementara itu, Kepala BTN Kantor Cabang Malang Surasta menjelaskan, BTN melayani skema rumah subsidi bagi pekerja dengan harga Rp 150 jutaan. ”Kalau BPJS maksimal Rp 500 juta.
Sementara, kami Rp 150 juta rumah subsidi. Kami mendukung program ini. Karena, memberikan dorongan untuk meningkatkan produktivitas kerja bagi karyawan,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Sementara itu, Yanisa Alfina, perwakilan PT Bhavana Mitra Abadi menjelaskan, untuk unit yang masuk program KPR subsidi maupun BPJS ada sekitar 800 unit. “Total 800 unit baik subsidi maupun non subsidi, lokasinya di Dengkol, Singosari,” kata Nisa.(fin/nay)