27.9 C
Malang
Wednesday, 29 March 2023

Modal Rp 600 Juta Lawan Stunting, Ini Rencana PKK Kota Batu

KOTA BATU – Kegiatan PKK Kota Batu pada tahun 2021 ini tidak bisa seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, anggarannya merosot sekitar 40 persen. Jika tahun sebelumnya PKK mendapatkan dana sekitar Rp 1 miliar, tahun ini hanya Rp Rp 600 juta. Meski begitu, PKK tetap fokus menurunkan angka stunting di Kota Batu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu Wibi Asri mengatakan, adanya Covid-19 membuat anggaran yang ada berkurang. ”Meski begitu, kami maksimalkan program-program yang masih bisa dilakukan,” kata Wibi kemarin.

Akibat penyusutan anggaran, ada beberapa program yang terpaksa dipangkas, misalnya lomba 10 program PKK tingkat Kota Batu. Lalu kegiatan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK juga ditiadakan. ”Karena dua kegiatan tersebut memakan anggaran besar, jadi sesuai kesepakatan bersama anggota ya ditiadakan,” katanya.

Lantas, bagaimana langkahnya untuk menekan angka stunting? Wibi memaparkan beberapa kegiatan yang diyakini bisa menekan kasus stunting. Seperti lomba balita sehat yang akan diadakan pada bulan September mendatang. Juga memberi makanan tambahan sebanyak 1.000 paket kepada balita di tiga kecamatan di Kota Batu. ”Bentuknya setiap paket ada susu, produk olahan ikan dan biskuit,” tutur dia.

Perlu diketahui, dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, rentang usia stunting terjadi pada balita dimulai dari 6 bulan sampai 60 bulan. Tahun 2020 lalu misalnya ada sekitar 14,8 persen prevalensi kasus stunting dari total 9.412 balita di Kota Batu, sedangkan prevalensi kasus stunting pada tahun 2019 lalu 25,4 persen dari total 7.776 balita.

Lalu, untuk lokus stunting lokal di Kota Batu sendiri ada 5 tempat. Kelima lokus tersebut di antaranya di Desa Giripurno terdapat 108 balita. Lalu di Kelurahan Sisir ada 95 balita. Kemudian Desa Junrejo terdapat 99 balita, Kelurahan Temas terdapat 92 orang, dan Desa Gunungsari ada 87 balita. (rmc/nug/c1/dan)

KOTA BATU – Kegiatan PKK Kota Batu pada tahun 2021 ini tidak bisa seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebab, anggarannya merosot sekitar 40 persen. Jika tahun sebelumnya PKK mendapatkan dana sekitar Rp 1 miliar, tahun ini hanya Rp Rp 600 juta. Meski begitu, PKK tetap fokus menurunkan angka stunting di Kota Batu.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Batu Wibi Asri mengatakan, adanya Covid-19 membuat anggaran yang ada berkurang. ”Meski begitu, kami maksimalkan program-program yang masih bisa dilakukan,” kata Wibi kemarin.

Akibat penyusutan anggaran, ada beberapa program yang terpaksa dipangkas, misalnya lomba 10 program PKK tingkat Kota Batu. Lalu kegiatan peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK juga ditiadakan. ”Karena dua kegiatan tersebut memakan anggaran besar, jadi sesuai kesepakatan bersama anggota ya ditiadakan,” katanya.

Lantas, bagaimana langkahnya untuk menekan angka stunting? Wibi memaparkan beberapa kegiatan yang diyakini bisa menekan kasus stunting. Seperti lomba balita sehat yang akan diadakan pada bulan September mendatang. Juga memberi makanan tambahan sebanyak 1.000 paket kepada balita di tiga kecamatan di Kota Batu. ”Bentuknya setiap paket ada susu, produk olahan ikan dan biskuit,” tutur dia.

Perlu diketahui, dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, rentang usia stunting terjadi pada balita dimulai dari 6 bulan sampai 60 bulan. Tahun 2020 lalu misalnya ada sekitar 14,8 persen prevalensi kasus stunting dari total 9.412 balita di Kota Batu, sedangkan prevalensi kasus stunting pada tahun 2019 lalu 25,4 persen dari total 7.776 balita.

Lalu, untuk lokus stunting lokal di Kota Batu sendiri ada 5 tempat. Kelima lokus tersebut di antaranya di Desa Giripurno terdapat 108 balita. Lalu di Kelurahan Sisir ada 95 balita. Kemudian Desa Junrejo terdapat 99 balita, Kelurahan Temas terdapat 92 orang, dan Desa Gunungsari ada 87 balita. (rmc/nug/c1/dan)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru