26.2 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Dilema Petani Sayur

Harga Sayur di Kota Batu Tidak menentu, Petani Melirik Kopi

 

BATU KOTA – Harga sayur di Kota Batu tidak menentu. Sejumlah petani sayur di lahan milik Perhutani di Bukit Jengkoang, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu berencana untuk pindah ke tanaman kopi.

Meski panennya lebih lama, harga kopi lebih menjanjikan dan stabil. Pertanian kopi lebih menguntungkan dan terbukti dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Untuk itu, pada kepemimpinan Penjabat (Pj) Wali Kota Batu  Aries Agung Paewai mendukung langkah tersebut.

Dia berharap petani tak lagi pusing soal harga sayur di Kota Batu yang tak menentu. Sehingga, kesejahteraan petani kawasan Perhutani bisa meningkat.

Aries mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mendampingi dan meningkatkan kesejahteraan para petani.

“Sebenarnya, tujuan utama dari peralihan jenis tanaman dari sayur ke kopi ini untuk meningkatkan pendapatan petani. Karena, harga sayur mengalami naik-turun (fluktuatif),” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Malang, Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga : Tanah di Pinggiran Kota Batu Tembus Rp 4 Juta Per Meter.

Menurut Agung, pemilihan tanaman kopi lebih menguntungkan dari sayur. Sehingga, pertemuan antara Pemerintah Kota Batu dengan petani ini niatnya untuk saling berkolaborasi.

Sebagai informasi, dalam pengelolaan kawasan hutan pada prinsipnya ada 3 aspek yang tidak boleh terlupakan. Yaitu, aspek ekonomi, ekologi, dan sosial.

Ketiga aspek ini sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan khususnya di Batu. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

 

BATU KOTA – Harga sayur di Kota Batu tidak menentu. Sejumlah petani sayur di lahan milik Perhutani di Bukit Jengkoang, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu berencana untuk pindah ke tanaman kopi.

Meski panennya lebih lama, harga kopi lebih menjanjikan dan stabil. Pertanian kopi lebih menguntungkan dan terbukti dapat bertahan dalam waktu yang lama.

Untuk itu, pada kepemimpinan Penjabat (Pj) Wali Kota Batu  Aries Agung Paewai mendukung langkah tersebut.

Dia berharap petani tak lagi pusing soal harga sayur di Kota Batu yang tak menentu. Sehingga, kesejahteraan petani kawasan Perhutani bisa meningkat.

Aries mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mendampingi dan meningkatkan kesejahteraan para petani.

“Sebenarnya, tujuan utama dari peralihan jenis tanaman dari sayur ke kopi ini untuk meningkatkan pendapatan petani. Karena, harga sayur mengalami naik-turun (fluktuatif),” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Malang, Rabu, 1 Februari 2023.

Baca Juga : Tanah di Pinggiran Kota Batu Tembus Rp 4 Juta Per Meter.

Menurut Agung, pemilihan tanaman kopi lebih menguntungkan dari sayur. Sehingga, pertemuan antara Pemerintah Kota Batu dengan petani ini niatnya untuk saling berkolaborasi.

Sebagai informasi, dalam pengelolaan kawasan hutan pada prinsipnya ada 3 aspek yang tidak boleh terlupakan. Yaitu, aspek ekonomi, ekologi, dan sosial.

Ketiga aspek ini sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan khususnya di Batu. (Bersambung ke halaman selanjutnya)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru