21.4 C
Malang
Saturday, 25 March 2023

Temukan Hewan Kurban Kurang Sehat, DPKP Kota Batu Beri Vitamin

KOTA BATU – Memilih hewan kurban gampang-gamang susah. Namun ada baiknya berhati-hati dengan tetap memperhatikan fisik kambing atau sapi sebelum memutuskan membeli. Karena Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu menemukan ada hewan kurban kurang sehat yang dijual pedagang.

Hal itu diketahui setelah petugas melakukan pemantauan di sejumlah tempat penjualan hewan kurban, termasuk di Jalan Dewi Sartika, Kota Batu. Kepala DPKP Kota Batu Sugeng Pramono mengatakan, pemantauan hewan kurban dilakukan sejak awal Juli lalu. Pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (UB).

Ada 50 mahasiswa yang diperbantukan untuk keliling memeriksa hewan kurban di seluruh Kota Batu. ”Kami sendiri memiliki enam dokter hewan utama yang bekerja. Pemantauan ini berakhir sampai 15 Juli mendatang,” katanya.

Total ada sekitar 12 titik tempat penjualan hewan kurban ditinjau. Dia mengatakan, rata-rata hewan kurban yang dijual berasal dari Malang Raya dan kondisinya sehat. ”Kami juga menemukan ada beberapa ekor hewan yang kurang sehat. Contohnya sekarang (kemarin) ini, tapi tidak semuanya dan kami lakukan penanganan,” katanya.

Untuk hewan kurban yang kurang sehat rata-rata karena kelelahan akibat perjalanan jauh, misalnya mengalami flu dan diare. Penanganan yang dilakukan cukup memberi suntikan vitamin seperti B complex saja. ”Kami tidak memberikan antibiotik karena hewan ini akan dijual dan dikonsumsi,” tambahnya.

Setelah penanganan dilakukan, maka kambing dapat dinyatakan sehat. Lalu untuk setiap kambing yang sehat diberi tanda dengan kartu sehat. Serta di depan tempat penjualan hewan kurban juga diberi tanda sehat berupa stiker.

Sedangkan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, sesuai Surat Edaran (SE) dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pemotongan hewan kurban. Utamanya yakni penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) saat melakukan pemotongan, pengulitan, pencacahan, dan pengemasan daging.

”Lalu pelaksanaannya di area yang luas, sehingga memungkinkan diterapkannya jaga jarak fisik. Kemudian penyelenggara melarang kehadiran pihak-pihak selain petugas pemotongan hewan kurban,” katanya.

Lalu yang tidak kalah penting harus dilakukan pemeriksaan kesehatan awal yaitu pengukuran suhu tubuh bagi petugas. Lalu petugas yang menangani penyembelihan, pengulitan, pencacahan daging, tulang, serta jeroan juga harus dibedakan. ”Setiap petugas harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan,” katanya. (rmc/nug/dan)

KOTA BATU – Memilih hewan kurban gampang-gamang susah. Namun ada baiknya berhati-hati dengan tetap memperhatikan fisik kambing atau sapi sebelum memutuskan membeli. Karena Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu menemukan ada hewan kurban kurang sehat yang dijual pedagang.

Hal itu diketahui setelah petugas melakukan pemantauan di sejumlah tempat penjualan hewan kurban, termasuk di Jalan Dewi Sartika, Kota Batu. Kepala DPKP Kota Batu Sugeng Pramono mengatakan, pemantauan hewan kurban dilakukan sejak awal Juli lalu. Pihaknya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (UB).

Ada 50 mahasiswa yang diperbantukan untuk keliling memeriksa hewan kurban di seluruh Kota Batu. ”Kami sendiri memiliki enam dokter hewan utama yang bekerja. Pemantauan ini berakhir sampai 15 Juli mendatang,” katanya.

Total ada sekitar 12 titik tempat penjualan hewan kurban ditinjau. Dia mengatakan, rata-rata hewan kurban yang dijual berasal dari Malang Raya dan kondisinya sehat. ”Kami juga menemukan ada beberapa ekor hewan yang kurang sehat. Contohnya sekarang (kemarin) ini, tapi tidak semuanya dan kami lakukan penanganan,” katanya.

Untuk hewan kurban yang kurang sehat rata-rata karena kelelahan akibat perjalanan jauh, misalnya mengalami flu dan diare. Penanganan yang dilakukan cukup memberi suntikan vitamin seperti B complex saja. ”Kami tidak memberikan antibiotik karena hewan ini akan dijual dan dikonsumsi,” tambahnya.

Setelah penanganan dilakukan, maka kambing dapat dinyatakan sehat. Lalu untuk setiap kambing yang sehat diberi tanda dengan kartu sehat. Serta di depan tempat penjualan hewan kurban juga diberi tanda sehat berupa stiker.

Sedangkan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso mengatakan, sesuai Surat Edaran (SE) dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam kegiatan pemotongan hewan kurban. Utamanya yakni penerapan jaga jarak fisik (physical distancing) saat melakukan pemotongan, pengulitan, pencacahan, dan pengemasan daging.

”Lalu pelaksanaannya di area yang luas, sehingga memungkinkan diterapkannya jaga jarak fisik. Kemudian penyelenggara melarang kehadiran pihak-pihak selain petugas pemotongan hewan kurban,” katanya.

Lalu yang tidak kalah penting harus dilakukan pemeriksaan kesehatan awal yaitu pengukuran suhu tubuh bagi petugas. Lalu petugas yang menangani penyembelihan, pengulitan, pencacahan daging, tulang, serta jeroan juga harus dibedakan. ”Setiap petugas harus menggunakan masker, pakaian lengan panjang, dan sarung tangan,” katanya. (rmc/nug/dan)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru