KOTA BATU – Puskesmas Sisir, memiliki program unggulan yang diberi nama “Lima Jari”. Lima Jari singkatan dari Peduli sesama sehat jiwa mandiri. Program unggulan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sisir, Kota Batu.
“Ternyata kasus-kasus jiwa mulai gangguan jiwa ringan, sedang ,hingga berat di tiga desa ( Sisir, Temas , Sidomulyo ) cukup banyak,” terang dr Emie Prabawaty (18/11) selaku penanggung jawab program Upaya Kesehatan Masyarakat . Meskipun tak ada ODGJ ( Orang dengan gangguan Jiwa ) yang dipasung, namun menurut Emie kasus-kasus jiwa saat ini belum tertangani dengan optimal. Terlebih stigma masyarakat yang mendoktrin bahwa ODGJ merupakan aib dan membuat malu keluarga.
Stigma itu akan membuat suatu keluarga merasa turun martabatnya. Jadi banyak ODGJ yang disembunyikan oleh keluarganya. Sehingga tidak banyak keluarga yang aktif mengantar untuk berobat.
Melalui program ini, diharapkan kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sisir tertangani dengan baik. Selama 2 tahun eksis, program Lima Jari telah menangani 43 pasien ODGJ. “Target kita sebanyak 90 orang, namun saat ini masih 43 yang berhasil kita data dan didampingi dalam pengobatan,” ungkap Emie. Ketika disinggung mengenai progres pasien, Emie mengatakan, sebagian besar pasien berprogress sangat baik. Contohnya terdapat pasien ODGJ berat yang sudah mampu membersihkan dirinya sendiri, membantu pekerjaan rumah bahkan ada yang mampu bekerja dan mandiri.
Ia berharap, Puskesmas Sisir segera memiliki tambahan ruangan untuk meleluasakan kegiatan pengobatan. Menurut dia, program Lima Jari dilakukan dengan cara konseling, pendampingan keluarga, dan pengobatan langsung yang melibatkan lintas sektor. “Jadi kita lihat dulu, kalau ringan konseling dulu dan terapi. Tapi kalau sudah berat, keluarganya yang kami ajak diskusi agar siap untuk menerima dan merawat , memantau pengobatan pasien serta siap menciptakan kondisi keluarga yang kondusif dalam mendukung pengobatan pasien” terang dia.
Dijelaskan oleh Emie, kesuksesan program Lima Jari berada di tangan peran serta petugas kesehatan , keluarga, dan kader kesehatan. Tak lupa RT, RW , kelurahan juga Dinas Sosial Kota Batu. “Orang yang sedang terganggu jiwanya itu sangat butuh pertolongan. Mereka tidak sadar kalo sedang sakit. Yang sadar adalah kita ini yang tidak sakit jiwa. Jadi kita harus lebih peduli,” pesan Emie.
Dalam menjalankan program Lima Jari, Emie dibantu salah satu programmer Kesehatan Jiwa . Menurutnya, menangani pasien ODGJ merupakan tabungan akhirat yang tak ternilai harganya. Ia mengaku menemukan suatu kebahagian yang luar biasa. Ketika menyaksikan pasien ODGJ yang ditangani perlahan membaik.
Dalam penerapannya, masyarakat tak mengeluarkan biaya apapun. “Jadi sudah gratis seluruhnya, baik obat ataupun penanganan. Sudah tidak ada lagi alasan tak mampu berobat,” ungkap Emie. (nj1/lid)
Program “Lima Jari“ Tangani Kesehatan Jiwa Masyarakat Sisir

KOTA BATU – Puskesmas Sisir, memiliki program unggulan yang diberi nama “Lima Jari”. Lima Jari singkatan dari Peduli sesama sehat jiwa mandiri. Program unggulan ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sisir, Kota Batu.
“Ternyata kasus-kasus jiwa mulai gangguan jiwa ringan, sedang ,hingga berat di tiga desa ( Sisir, Temas , Sidomulyo ) cukup banyak,” terang dr Emie Prabawaty (18/11) selaku penanggung jawab program Upaya Kesehatan Masyarakat . Meskipun tak ada ODGJ ( Orang dengan gangguan Jiwa ) yang dipasung, namun menurut Emie kasus-kasus jiwa saat ini belum tertangani dengan optimal. Terlebih stigma masyarakat yang mendoktrin bahwa ODGJ merupakan aib dan membuat malu keluarga.
Stigma itu akan membuat suatu keluarga merasa turun martabatnya. Jadi banyak ODGJ yang disembunyikan oleh keluarganya. Sehingga tidak banyak keluarga yang aktif mengantar untuk berobat.
Melalui program ini, diharapkan kesehatan jiwa masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sisir tertangani dengan baik. Selama 2 tahun eksis, program Lima Jari telah menangani 43 pasien ODGJ. “Target kita sebanyak 90 orang, namun saat ini masih 43 yang berhasil kita data dan didampingi dalam pengobatan,” ungkap Emie. Ketika disinggung mengenai progres pasien, Emie mengatakan, sebagian besar pasien berprogress sangat baik. Contohnya terdapat pasien ODGJ berat yang sudah mampu membersihkan dirinya sendiri, membantu pekerjaan rumah bahkan ada yang mampu bekerja dan mandiri.
Ia berharap, Puskesmas Sisir segera memiliki tambahan ruangan untuk meleluasakan kegiatan pengobatan. Menurut dia, program Lima Jari dilakukan dengan cara konseling, pendampingan keluarga, dan pengobatan langsung yang melibatkan lintas sektor. “Jadi kita lihat dulu, kalau ringan konseling dulu dan terapi. Tapi kalau sudah berat, keluarganya yang kami ajak diskusi agar siap untuk menerima dan merawat , memantau pengobatan pasien serta siap menciptakan kondisi keluarga yang kondusif dalam mendukung pengobatan pasien” terang dia.
Dijelaskan oleh Emie, kesuksesan program Lima Jari berada di tangan peran serta petugas kesehatan , keluarga, dan kader kesehatan. Tak lupa RT, RW , kelurahan juga Dinas Sosial Kota Batu. “Orang yang sedang terganggu jiwanya itu sangat butuh pertolongan. Mereka tidak sadar kalo sedang sakit. Yang sadar adalah kita ini yang tidak sakit jiwa. Jadi kita harus lebih peduli,” pesan Emie.
Dalam menjalankan program Lima Jari, Emie dibantu salah satu programmer Kesehatan Jiwa . Menurutnya, menangani pasien ODGJ merupakan tabungan akhirat yang tak ternilai harganya. Ia mengaku menemukan suatu kebahagian yang luar biasa. Ketika menyaksikan pasien ODGJ yang ditangani perlahan membaik.
Dalam penerapannya, masyarakat tak mengeluarkan biaya apapun. “Jadi sudah gratis seluruhnya, baik obat ataupun penanganan. Sudah tidak ada lagi alasan tak mampu berobat,” ungkap Emie. (nj1/lid)