BATU – Ketua KONI Kota Batu Sentot Ary Wahyudi menyampaikan, kebutuhan sarana dan prasarana untuk setiap cabor memang membutuhkan biaya yang cukup besar. Misalnya, cabor paralayang dan cabor sepeda. “Peralatan parasut paralayang saja harganya bisa mencapai Rp 70 juta. Belum lagi, harga sepeda Rp 150 juta,” ungkapnya.
Menurut dia, selama ini para atlet paralayang dari Kota Batu ini selalu menjadi juara umum Porprov, tetapi sarana pendukungnya justru kurang memadai. Selain itu, sepeda untuk latihan Porprov para atlet saja rata-rata masih menyewa.
Ditambahkannya, bukan hanya anggaran yang perlu menjadi perhatian bersama, melainkan bagaimana caranya Kota Batu menjadi pusat pariwisata sekaligus olahraga. “Saya berharap jangan hanya pariwisatanya yang ditata. Tapi, olahraganya harus diprioritaskan. Jika, fasilitas olahraga di Kota Batu memadai otomatis juga mendatangkan antusias wisatawan yang berlipat,” bebernya.
Selain soal keterbatasan sarana dan prasarana olahraga, Sentot juga mengeluhkan adanya pemotongan anggaran operasional cabor tahun ini. Padahal, persiapan Porprov 2023 kian dekat dan kebutuhan setiap cabor cukup banyak.
Sentot menyampaikan, anggaran operasional satu tahun 2023 yang diajukan KONI Batu yaitu Rp 6,5 miliar. Akan tetapi dipangkas menjadi Rp 4 miliar. “Kami telah mengajukan atas dasar kebutuhan dan program tiap cabor. Padahal kami juga telah berkomunikasi dengan tim anggaran hingga Dinas Pendidikan Kota Batu,” jelasnya.
Sentot mengaku, dengan anggaran yang minim ini tentu pihaknya merasa kewalahan. Karena, pada termin awal tahun 2022 lalu anggaran untuk KONI Batu sekitar Rp 4,5 miliar. Namun, ternyata tahun ini anggaran operasional justru berkurang. Dia pun tidak mengetahui secara pasti mengapa anggarannya dipangkas.(ifa/lid).