KOTA BATU – Desa Pesanggrahan, Kota Batu mulai aktif menunjukkan eksistensinya sebagai Desa Kebudayaan. Melalui Lembaga Budaya Desa Pesanggrahan yang diberi nama Anggayuh Katentremane Urip (Akur), warga menggelar serangkaian acara untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Santri Nasional. Kegiataan tersebut digelar selama tiga hari berturut-turut sejak Sabtu (23/10) hingga Senin (25/10) kemarin. Berbagai acara yang memiliki unsur religi dan budaya digelar selama 3 hari penuh.
Ketua pelaksana acara Ki Sunarto mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk tetap menjaga dan memelihara kelestarian terhadap adat istiadat dan budaya. “Kita sudah kurang lebih 2 tahunan prihatin karena pandemi. Maka dari itu, melalui acara ini, diharapkan pandemi ini akan segera sirna dari Indonesia,” terangnya saat melakukan sambutan di sela-sela acara wayang kulit, Minggu (24/10) malam.
Wakil Panitia Bambang Hermanto dan Andik Hanafi mengatakan, jika acara ini di gelar sebagai salah satu program Lembaga Budaya Akur Desa Pesanggrahan, untuk membangkitkan kembali seni kebudayaan yang ada di Desa Pesanggrahan. Menurutnya Desa Pesanggrahan melalui Lembaga Budaya, sudah dapat membentuk sekitar 6 sanggar seni budaya. “Sanggar ini terbentuk dari enam dusun yang ada di Desa Pesanggrahan,” kata dia.
Pembentukan sanggar sanggar ini lanjut dia sejatinya untuk mencetak para seniman seniwati cerdas, yang nanti diharapkan dapat mengangkat nama Desa Pesanggrahan Kota Batu, baik di kancah lokal hingga internasional.
Salah satu masyarakat Desa Pesanggrahan Kota Batu Muhammad Arifin memberikan apresiasi terhadap kegiatan seni dan budaya tersebut. Dia berharap agar Pemerintah Kota Batu dapat menjadikan acara ini sebagai agenda tahunan. Karena selain untuk mempertahankan kebudayaan, acara ini juga dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batu.
Koordinator acara Andi Tri Sudrajat menambahkan tujuan dari acara tersebut adalah, mengangkat dan melestarikan kebudayaan yang ada di Desa Pesanggrahan, baik itu dari segi kesenian hingga adat istiadatnya.
Menurut Andi bahwa slogan Desa Pesanggrahan yang yaitu “Mbelgedes” (mbelani gedene desa), mempunyai makna, agar masyarakat di Desa Pesanggrahan senantiasa menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur, untuk membesarkan nama desa.
“Karena dengan seni budaya inilah, masyarakat akan saling bersinergi, saling membaur, saling toleransi, dan merasa memiliki budaya asli Desa Pesanggrahan,” ucap bapak satu anak ini.
Andi juga menambahkan, dengan adanya Lembaga Budaya Akur ini, diharapkan bisa menjadi wadah masyarakat dari semua kalangan di Desa Pesanggrahan, untuk dapat memajukan desa dan Kota Batu. (cj6/lid/rmc)