21.3 C
Malang
Monday, 5 June 2023

Dianggap Meresahkan, Warga Blimbing Kota Malang Tolak Isoter Pasien Covid-19

MALANG KOTA-Pemkot Malang sebenarnya telah menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter) Covid-19 di Sanggar Kegiatan Bersama (SKB), Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing. Namun operasionalnya terancam tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sebab masih ada penolakan dari warga sekitar yang khawatir fasilitas baru itu akan menimbulkan keresahan.

Hingga kemarin, penolakan datang dari warga RT 3 RW 5 Kelurahan Pandanwangi. Menurut Isharwanto, sang ketua RT, warga meminta pemkot memilih RSUD Kota Malang sebagai rujukan isolasi pasien Covid-19. ”Saya sudah rapat dengan Ketua RT 13, RT 11, dan RT 10 beberapa waktu lalu bersama pihak RSUD dan dinas kesehatan. Tapi hasilnya belum klir,” ujarnya.

Menurut Isharwanto, menjadikan SKB yang ada di tengah perkampungan sebagai isoter Covid-19 bisa meresahkan warga. Sebab akan banyak mobil ambulans dan para tenaga kesehatan (nakes) yang lalu lalang di lokasi tersebut. Hal itu bisa memicu kekhawatiran, bahkan ketakutan di kalangan warga. “Mungkin kalau kondisi di RSUD Kota Malang sudah penuh dengan pasien Covid-19, baru SKB bisa difungsikan sebagai isoter,” imbuhnya.

Kekhawatiran semacam itu juga diungkapkan oleh Ima, salah seorang warga yang bermukim di sekitar SKB. Dia mencemaskan keselamatan putra-putrinya yang sekolah di TK SKB. Lokasinya sangat dekat dengan bangunan yang akan dijadikan isoter Covid-19.  ”Belum lagi kalau anak-anak saya main. Namanya orang tua pasti takut,” kata perempuan 35 tahun itu.

Meski demikian, Ima mengaku hanya bisa pasrah dan menyerahkan keputusan kepada Pemkot Malang. Jika memang dijadikan isoter, maka harus ada jaminan keselamatan bagi warga sekitar. Misalnya, pasien dipastikan tidak bisa keluar masuk secara sembarangan. Selain itu, sosialisasi yang benar-benar jelas dan detail harus dilakukan sebelum isoter beroperasi.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif. (Dok/Radar Malang)

Menanggapi penolakan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penataan dan koordinasi dengan warga di sekitar lokasi SKB. Semua itu untuk menjamin bahwa operasional isoter nanti berjalan lancar dan tidak mengganggu warga.

”Terkait SKB sebagai isoter, kita menjalankan SK (Surat Keputusan) Wali Kota. Ini yang sampai sekarang masih kita sosialisasikan kepada warga sekitar,” ujarnya. Dinkes sepertinya harus berpacu dengan waktu untuk melakukan sosialisasi kepada warga. Sebab, isoter yang bisa menampung 50 pasien itu dijadwalkan mulai beroperasi dalam pekan ini.

Penyediaan isoter merupakan upaya menekan angka kasus Covid-19.  Pasien dengan kategori ringan bisa menjalani isolasi secara tepat dan dalam pantauan tenaga kesehatan. Hal itu juga mengacu pada ketentuan dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa pasien Covid-19 dengan gejala ringan harus masuk ke isoter. (adk/rb5/adn/fat)

MALANG KOTA-Pemkot Malang sebenarnya telah menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter) Covid-19 di Sanggar Kegiatan Bersama (SKB), Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing. Namun operasionalnya terancam tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sebab masih ada penolakan dari warga sekitar yang khawatir fasilitas baru itu akan menimbulkan keresahan.

Hingga kemarin, penolakan datang dari warga RT 3 RW 5 Kelurahan Pandanwangi. Menurut Isharwanto, sang ketua RT, warga meminta pemkot memilih RSUD Kota Malang sebagai rujukan isolasi pasien Covid-19. ”Saya sudah rapat dengan Ketua RT 13, RT 11, dan RT 10 beberapa waktu lalu bersama pihak RSUD dan dinas kesehatan. Tapi hasilnya belum klir,” ujarnya.

Menurut Isharwanto, menjadikan SKB yang ada di tengah perkampungan sebagai isoter Covid-19 bisa meresahkan warga. Sebab akan banyak mobil ambulans dan para tenaga kesehatan (nakes) yang lalu lalang di lokasi tersebut. Hal itu bisa memicu kekhawatiran, bahkan ketakutan di kalangan warga. “Mungkin kalau kondisi di RSUD Kota Malang sudah penuh dengan pasien Covid-19, baru SKB bisa difungsikan sebagai isoter,” imbuhnya.

Kekhawatiran semacam itu juga diungkapkan oleh Ima, salah seorang warga yang bermukim di sekitar SKB. Dia mencemaskan keselamatan putra-putrinya yang sekolah di TK SKB. Lokasinya sangat dekat dengan bangunan yang akan dijadikan isoter Covid-19.  ”Belum lagi kalau anak-anak saya main. Namanya orang tua pasti takut,” kata perempuan 35 tahun itu.

Meski demikian, Ima mengaku hanya bisa pasrah dan menyerahkan keputusan kepada Pemkot Malang. Jika memang dijadikan isoter, maka harus ada jaminan keselamatan bagi warga sekitar. Misalnya, pasien dipastikan tidak bisa keluar masuk secara sembarangan. Selain itu, sosialisasi yang benar-benar jelas dan detail harus dilakukan sebelum isoter beroperasi.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif. (Dok/Radar Malang)

Menanggapi penolakan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penataan dan koordinasi dengan warga di sekitar lokasi SKB. Semua itu untuk menjamin bahwa operasional isoter nanti berjalan lancar dan tidak mengganggu warga.

”Terkait SKB sebagai isoter, kita menjalankan SK (Surat Keputusan) Wali Kota. Ini yang sampai sekarang masih kita sosialisasikan kepada warga sekitar,” ujarnya. Dinkes sepertinya harus berpacu dengan waktu untuk melakukan sosialisasi kepada warga. Sebab, isoter yang bisa menampung 50 pasien itu dijadwalkan mulai beroperasi dalam pekan ini.

Penyediaan isoter merupakan upaya menekan angka kasus Covid-19.  Pasien dengan kategori ringan bisa menjalani isolasi secara tepat dan dalam pantauan tenaga kesehatan. Hal itu juga mengacu pada ketentuan dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa pasien Covid-19 dengan gejala ringan harus masuk ke isoter. (adk/rb5/adn/fat)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru