24.1 C
Malang
Wednesday, 29 March 2023

Kasus Melonjak, Gelaran Musik Kajoetangan Heritage Ditiadakan

MALANG KOTA – Suguhan musik para seniman di kawasan Kajoetangan Heritage di akhir pekan bakal terhenti sementara. Penyebabnya, kasus aktif Covid-19 di Kota Malang tengah meninggi. Per kemarin (31/1), jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Malang mencapai 260 orang.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengungkapkan, pemberhentian sementara musik di koridor Kajoetangan Heritage karena adanya potensi kerumunan. Selama empat pekan terakhir, suguhan musik lumayan menyedot animo masyarakat untuk menonton hingga rela berjubel. Pemberhentian sementara tersebut hingga batas waktu yang belum ditentukan. ”Atas arahan Pak Wali (Sutiaji), kami hentikan sementara mulai hari ini (kemarin) supaya kita lebih aman saja dari penularan Covid-19,” terang Ida.

Sebelum melakukan penghentian sementara, disporapar telah melakukan langkah penyesuaian dari 4 lokasi menjadi 1 lokasi saja.  Selain itu, durasi penampilan juga telah dikurangi. Bahkan pihaknya juga menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung.

Seperti diketahui, sajian musik akhir pekan di koridor Kajoetangan Heritage mulai digelar awal Januari lalu sebagai bentuk mewadahi kreativitas pelaku industri kreatif seni dan pertunjukan di Kota Malang.  Aktivasi ini menarik antusiasme yang cukup signifikan dari masyarakat Kota Malang sehingga setiap Sabtu dan Minggu di kawasan Kajoetangan Heritage makin semarak. ”Oleh karena itu kami ingin supaya ke depan ada evaluasi mengingat pandemi masih belum usai,” harap pejabat eselon II-B Pemkot Malang itu.

Sementara itu, keputusan menghentikan sajian musik akhir pekan Kajoetangan Heritage diapresiasi oleh anggota Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi. Dia mengatakan bahwa pandemi memang belum usai, sehingga perlu ada pembatasan kegiatan yang mengurangi kerumunan. ”Kami dukung saja untuk keselamatan masyarakat. Namun tetap ke depan jangan sampai ada klaster baru jika dibuka kembali,” saran Arief.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, penataan di kawasan tersebut seharusnya lebih baik lagi. Sebab antusias masyarakat yang berkunjung pada akhir pekan cukup tinggi. Untuk itu, Arief menekankan ada pembatasan pengunjung supaya penularan Covid-19 bisa diputus. (adn/nay)

MALANG KOTA – Suguhan musik para seniman di kawasan Kajoetangan Heritage di akhir pekan bakal terhenti sementara. Penyebabnya, kasus aktif Covid-19 di Kota Malang tengah meninggi. Per kemarin (31/1), jumlah kasus aktif Covid-19 di Kota Malang mencapai 260 orang.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengungkapkan, pemberhentian sementara musik di koridor Kajoetangan Heritage karena adanya potensi kerumunan. Selama empat pekan terakhir, suguhan musik lumayan menyedot animo masyarakat untuk menonton hingga rela berjubel. Pemberhentian sementara tersebut hingga batas waktu yang belum ditentukan. ”Atas arahan Pak Wali (Sutiaji), kami hentikan sementara mulai hari ini (kemarin) supaya kita lebih aman saja dari penularan Covid-19,” terang Ida.

Sebelum melakukan penghentian sementara, disporapar telah melakukan langkah penyesuaian dari 4 lokasi menjadi 1 lokasi saja.  Selain itu, durasi penampilan juga telah dikurangi. Bahkan pihaknya juga menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi kepada pengunjung.

Seperti diketahui, sajian musik akhir pekan di koridor Kajoetangan Heritage mulai digelar awal Januari lalu sebagai bentuk mewadahi kreativitas pelaku industri kreatif seni dan pertunjukan di Kota Malang.  Aktivasi ini menarik antusiasme yang cukup signifikan dari masyarakat Kota Malang sehingga setiap Sabtu dan Minggu di kawasan Kajoetangan Heritage makin semarak. ”Oleh karena itu kami ingin supaya ke depan ada evaluasi mengingat pandemi masih belum usai,” harap pejabat eselon II-B Pemkot Malang itu.

Sementara itu, keputusan menghentikan sajian musik akhir pekan Kajoetangan Heritage diapresiasi oleh anggota Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi. Dia mengatakan bahwa pandemi memang belum usai, sehingga perlu ada pembatasan kegiatan yang mengurangi kerumunan. ”Kami dukung saja untuk keselamatan masyarakat. Namun tetap ke depan jangan sampai ada klaster baru jika dibuka kembali,” saran Arief.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, penataan di kawasan tersebut seharusnya lebih baik lagi. Sebab antusias masyarakat yang berkunjung pada akhir pekan cukup tinggi. Untuk itu, Arief menekankan ada pembatasan pengunjung supaya penularan Covid-19 bisa diputus. (adn/nay)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru