MALANG KOTA – Selama penerapan PPKM Darurat di Kota Malang, sejumlah akses terpaksa disekat dan ditutup guna membatasi mobilitas masyarakat. Dampaknya, para pengemudi ojek online (ojol) turut merasakan dampak kebijakan itu.
Mulai dari menurunnya jumlah orderan, hingga jam mereka keliling untuk mencari pelanggan juga berkurang. Biasanya, pengemudi ojol bisa mencari pelanggan hingga jam 9 malam, namun dengan adanya penyekatan dan restoran tutup sebelum jam 8. Membuat mereka terpaksa pulang ke rumah lebih awal.
“Jelas ada penurunan pendapatan, karena ada penyekatan, jam 8 malam jadinya saya sudah pulang. Resto juga banyak yang tutup. Kira-kira penurunan pendapatan sampai 30-50 persen lah,” ujar Rizal, salah satu pengemudi ojol yang ditemui tim Jawa Pos Radar Malang.
Dia menambahkan, tak mau mengambil risiko untuk beroperasi di atas jam 8 malam. Dikarenakan, banyaknya penyekatan di jalan-jalan protokol Kota Malang. Serta, banyak resto yang sudah tidak beroperasi di atas jam 8 malam.
“Tidak pernah kalau sekarang sampai di atas jam 8, karena resikonya banyak. Jalanan sepi, resto banyak yang tutup dan jalan juga banyak yang disekat. Nanti malah rugi bensin,” imbuh warga Kedungkandang itu.
Pengemudi ojol lainnya, Malindo juga mengatakan hal yang sama, dia tidak berani mengambil risiko untuk memaksakan “narik” di atas jam 8 malam. “Kalau sekarang saya nariknya mulai pagi sampai jam 6 malem saja. Ya karena PPKM Darurat ini,” ucapnya.
Malindo mengungkapkan pendapatannya turun hingga 30 persen tiap harinya. Dikarenakan tidak bisa beroperasi secara maksimal selama pelaksanaan PPKM Darurat.
“Selain jalan banyak yang ditutup, sekarang portal di perumahan juga kebanyakan ditutup selama PPKM ini. Untuk orderan juga ada penurunan, biasanya tiap hari ada 13 sampai 14, sekarang cuman 7 sampai 8,” pungkas warga Kotalama itu.
Pewarta: Andika Satria