MALANG KOTA- Jembatan Tunggulmas memang telah dibuka kembali sejak Kamis lalu (12/5) sambil dilakukan evaluasi selama sepekan. Namun pembukaan jembatan sepanjang 304 meter itu juga menyisakan pertanyaan. Penyebabnya, rekayasa lalu lintas di jembatan itu masih menerapkan model lama yang potensial kembali memicu kemacetan rutin.
Hingga kemarin, para pengendara dari timur Jalan Tlogomas masih tak boleh belok kanan (crossing) menuju jembatan. Begitu juga sebaliknya, pengendara dari jembatan dilarang crossing menuju Kota Batu. Tentu hal ini membuat pertanyaan apakah analisis dampak lalu lintas (andalalin) jembatan itu sudah diperbarui.
Beberapa waktu lalu, pihak Pemkot Malang menyebut andalalin jembatan tersebut nyantol di Begawan Apartment. Namun titik koordinat letak jembatan seharusnya juga berubah dan mengharuskan adanya pembaruan. Lantas permasalahan ini dipertanyakan oleh DPRD Kota Malang. ”Kami sudah tanya ke Dishub (Dinas Perhubungan) Jatim tentang andalalin. Katanya malah belum turun,” beber Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika.
Dia pun mengakui, pihak legislatif salah langkah ketika menyetujui pembangunan jembatan itu pada 2021. Padahal seharusnya jembatan yang memakan anggaran sebesar Rp 39 miliar itu baru dibangun tahun ini. Tentu nasi sudah menjadi bubur. Sebulan ke depan, Made ingin pemkot segera membereskan permasalahan tersebut. Jika perlu, pemkot bisa mendesak Dishub Jatim segera mengeluarkan andalalin, jika sudah terbit. Bahkan janji memasang traffic light (TL) di persimpangan juga harus segera direalisasikan.
Saat ini memang ada satu buah TL di sana, namun hanya sebagai tanda pengingat saja. ”Harus dikejar benar itu. Hampir tiga bulan setelah diresmikan, jembatan itu justru jadi titik baru kemacetan,” tegas Made. Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengakui keberadaan jembatan masih sebatas normatif mengurai kemacetan. Bahkan andalalin yang dimaksud juga belum ada.
Hal ini karena untuk mengubah lalin di Jalan Tlogomas harus berhubungan dengan Dishub Jatim. ”Setelah andalalin keluar, baru nanti TL dipasang. Saat ini kendalanya juga ada pohon beringin di sana yang menghambat manuver kendaraan,” jelasnya. Sambil menunggu andalalin keluar, Sutiaji sempat menginginkan rekayasa lalin di jembatan tersebut bisa satu arah terlebih dahulu. Namun rekayasa tersebut sulit dilakukan karena bisa berimbas ke proses pengurusan andalalin selanjutnya. Pihaknya tetap menunggu turunnya andalalin yang dikeluarkan oleh Dishub Jatim. (adn/fat)