MALANG KOTA – Kabar soal meningkatnya kasus baru Covid-19 bukan isapan jempol belaka. Dasarnya bisa dilihat dari rekapitulasi kasusnya. Per kemarin (14/6) Satgas Covid-19 Kota Malang mencatat sudah ada 2.173 kasus positif Covid-19.
Dari total itu, 1.935 pasien sudah dinyatakan sembuh, sedangkan yang saat ini dirujuk ke rumah sakit (RS) ada 122 pasien. Data lain juga menyebutkan bila 40 pasien masih melakukan isolasi mandiri. Dasar berikutnya bisa dilihat dari penambahan bed occupancy ratio (BOR) di sejumlah RS rujukan Covid-19.
Salah satunya yakni di RSUD Dr Saiful Anwar Malang (RSSA). Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan RSSA Malang dr Syaifullah Asmiragani mengakui bila saat ini ada kenaikan tingkat okupansi. Sebab, pada pekan lalu dari 200 kapasitas bed yang ada di sana, ada 20 bed yang terisi. Saat ini terjadi peningkatan dua kali lipat. Sebab, pihaknya mencatat ada 44 bed yang saat ini terisi.
”Tetapi, itu masih jauh dari kapasitas yang ada di RSSA, jadi (semua pasien) masih bisa tertampung,” jelasnya.
Dia juga menyampaikan bila tren peningkatan juga terlihat di ruang ICU. Sebab, kini mulai terjadi lagi antrean ventilator. ”Padahal dulu tidak terjadi antrean ventilator, hari ini (kemarin) ada dua antrean ventilator yang kami terima,” tambah Syaifullah.
Dua pasien yang mengantre itu berasal dari Kota Malang dan Blitar. Kepada koran ini, dia menyebut bila pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi terhadap lonjakan kasus Covid-19.
Salah satunya dilakukan dengan mempersiapkan ruang-ruang tambahan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menampung pasien Covid-19. ”Sebenarnya daya tampung maksimal di kami bisa mencapai 250 bed,” imbuhnya.
Namun, karena sebelumnya sempat terjadi penurunan kasus, maka porsi bed untuk Covid-19 dikurangi. ”Sebelumnya kami juga melihat masih banyak (bed) yang kosong,” kata dia.
Saat disinggung soal adanya varian baru Covid-19, Syaifullah mengatakan bila pihaknya belum bisa mendeteksi perkembangan mutasi virus itu. Pihaknya punya kendala pada dukungan peralatan.
”Jadi kami kirim (sampelnya) ke Surabaya karena yang ada fasilitasnya di sana,” tambah dia.
Sampai saat ini, pihaknya masih menggunakan mesin PCR untuk mendeteksi varian virus korona. Ke depannya, bila memang dirasa penting, maka pihaknya akan mengusulkan pengadaan fasilitas tersebut.
Secara umum, dr Syaiful berharap masyarakat bisa patuh terhadap protokol kesehatan (prokes). Sebab, sebelumnya telah terbukti bila langkah itu cukup ampuh untuk meredam penyebaran Covid-19.
”Ketidakpatuhan pada prokes itulah berdampak pada penambahan kasus,” tutupnya. (ulf/c1/by/rmc)