21.8 C
Malang
Tuesday, 21 March 2023

Antrean Jenazah Panjang, Pemkot Malang Aktifkan Pemakaman Mandiri

MALANG KOTA – Beberapa hari terakhir rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 mulai kewalahan melakukan proses pemulasaraan dan percepatan proses pemakaman. Per harinya, kematian pasien akibat Covid-19 bisa mencapai 25 orang.

Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengambil langkah mengaktivasi kembali ketangguhan pemakaman secara mandiri oleh masyarakat (anggota duka).

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, langkah itu diambil demi mengurai bottleneck (simpul kemacetan) antrean pemulasaraan jenazah. Nantinya, penambahan tenaga pemakaman dan tempat pemulasaraan bakal ditambah. Lalu, menguatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk bisa memakamkan secara mandiri.

”Tapi kami pelan-pelan edukasinya, ini sudah diskusi dengan dr Aurick dari Universitas Brawijaya bahwa setelah pemulasaraan, virus itu sebenarnya sudah mati, tinggal pascanya untuk meningkatkan prokes,” ujar dia.

Nantinya, program itu dikuatkan dengan penguatan Kampung Tangguh. Nantinya, Kampung Tangguh yang ada di Kota Malang, selain tangguh dalam pencegahan, dikuatkan untuk pemakaman. Ini bisa dijadikan alternatif ketika pihak keluarga sudah tidak sabar untuk pemakaman jenazah.

Politikus Partai Demokrat itu sadar bahwa menghormati jenazah merupakan hal utama. Jika tak segera diurus, beban keluarga akan semakin bertambah. ”Untuk itu, kami sadar, perlu adanya penguatan di masyarakat,” imbuh dia.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi juga ingin langkah pemkot tegas seperti itu. Sebab, dia masih menemukan sejumlah kasus pasien Covid-19 yang meninggal belum dipulasarakan. Mirisnya lagi, jenazah itu harus antre hingga tiga hari.

”Beberapa waktu lalu, saudara saya sendiri sampai tiga hari harus antre dipulasarakan,” katanya saat rapat paripurna kemarin (14/7).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, memang harus ada langkah penambahan tim pemulasaraan dan pemakaman. Apalagi, kasus Covid-19 semakin bertambah tiap harinya. Keberadaan RS rujukan pun juga penuh. Artinya, harus ada langkah solutif dalam penanganan Covid-19. (adn/c1/mas/rmc)

MALANG KOTA – Beberapa hari terakhir rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 mulai kewalahan melakukan proses pemulasaraan dan percepatan proses pemakaman. Per harinya, kematian pasien akibat Covid-19 bisa mencapai 25 orang.

Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengambil langkah mengaktivasi kembali ketangguhan pemakaman secara mandiri oleh masyarakat (anggota duka).

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan, langkah itu diambil demi mengurai bottleneck (simpul kemacetan) antrean pemulasaraan jenazah. Nantinya, penambahan tenaga pemakaman dan tempat pemulasaraan bakal ditambah. Lalu, menguatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk bisa memakamkan secara mandiri.

”Tapi kami pelan-pelan edukasinya, ini sudah diskusi dengan dr Aurick dari Universitas Brawijaya bahwa setelah pemulasaraan, virus itu sebenarnya sudah mati, tinggal pascanya untuk meningkatkan prokes,” ujar dia.

Nantinya, program itu dikuatkan dengan penguatan Kampung Tangguh. Nantinya, Kampung Tangguh yang ada di Kota Malang, selain tangguh dalam pencegahan, dikuatkan untuk pemakaman. Ini bisa dijadikan alternatif ketika pihak keluarga sudah tidak sabar untuk pemakaman jenazah.

Politikus Partai Demokrat itu sadar bahwa menghormati jenazah merupakan hal utama. Jika tak segera diurus, beban keluarga akan semakin bertambah. ”Untuk itu, kami sadar, perlu adanya penguatan di masyarakat,” imbuh dia.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi juga ingin langkah pemkot tegas seperti itu. Sebab, dia masih menemukan sejumlah kasus pasien Covid-19 yang meninggal belum dipulasarakan. Mirisnya lagi, jenazah itu harus antre hingga tiga hari.

”Beberapa waktu lalu, saudara saya sendiri sampai tiga hari harus antre dipulasarakan,” katanya saat rapat paripurna kemarin (14/7).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, memang harus ada langkah penambahan tim pemulasaraan dan pemakaman. Apalagi, kasus Covid-19 semakin bertambah tiap harinya. Keberadaan RS rujukan pun juga penuh. Artinya, harus ada langkah solutif dalam penanganan Covid-19. (adn/c1/mas/rmc)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru