21.6 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Top! Solusi Pakar untuk Urai Macet di Malang

MALANG KOTA – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengungkap, ada 13 titik jalan yang rawan terjadi kemacetan. Di antaranya, jalan Ki Ageng Gribig, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Ranugrati, hingga ruas jalan lain di Kota Malang.

Kepala Pusat Studi Transportasi Universitas Widyagama Malang Dr Ir Aji Suraji ST MSc mengatakan, salah satu penyebab kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas jalan tidak mampu menampung seluruh volume kendaraan. Kapasitas jalan akan menyempit saat persimpangan, sehingga rawan terjadi kemacetan.

”Karena itu perlu dilakukan pelebaran jalan,” ujar Aji kemarin. ”Karena kalau ada belokan yang terlalu tajam, tapi tidak ada pelebaran, akan menurunkan kapasitas jalan,” tambah dosen ilmu transportasi itu.

Dengan pelebaran jalan, lanjutnya, kendaraan akan lebih leluasa berbelok. Meski demikian, dia mengatakan, proses pelebaran jalan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurut dia, biaya besar tidak masalah jika mampu menanggulangi kemacetan jangka panjang.

“Memang ada upaya-upaya dalam penanggulangan kemacetan yang sifatnya jangka panjang dan jangka pendek,” tutur pria yang juga anggota Forum Lalu Lintas Kota Malang tersebut.

Aji mencontohkan, upaya jangka panjang seperti pembangunan flyover, penataan angkutan umum, dan penambahan infrastruktur. Sejumlah upaya tersebut membutuhkan kajian yang panjang hingga investasi yang tidak sedikit.

Di samping itu, katanya, ada upaya jangka pendek yang bisa digunakan sebagai alternatif. “Menurut saya, penanganan jangka pendek ya cukup rekayasa maupun manajemen lalu lintas,” pungkas Aji. (mel/dan)

MALANG KOTA – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengungkap, ada 13 titik jalan yang rawan terjadi kemacetan. Di antaranya, jalan Ki Ageng Gribig, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Ranugrati, hingga ruas jalan lain di Kota Malang.

Kepala Pusat Studi Transportasi Universitas Widyagama Malang Dr Ir Aji Suraji ST MSc mengatakan, salah satu penyebab kemacetan di Kota Malang adalah kapasitas jalan tidak mampu menampung seluruh volume kendaraan. Kapasitas jalan akan menyempit saat persimpangan, sehingga rawan terjadi kemacetan.

”Karena itu perlu dilakukan pelebaran jalan,” ujar Aji kemarin. ”Karena kalau ada belokan yang terlalu tajam, tapi tidak ada pelebaran, akan menurunkan kapasitas jalan,” tambah dosen ilmu transportasi itu.

Dengan pelebaran jalan, lanjutnya, kendaraan akan lebih leluasa berbelok. Meski demikian, dia mengatakan, proses pelebaran jalan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurut dia, biaya besar tidak masalah jika mampu menanggulangi kemacetan jangka panjang.

“Memang ada upaya-upaya dalam penanggulangan kemacetan yang sifatnya jangka panjang dan jangka pendek,” tutur pria yang juga anggota Forum Lalu Lintas Kota Malang tersebut.

Aji mencontohkan, upaya jangka panjang seperti pembangunan flyover, penataan angkutan umum, dan penambahan infrastruktur. Sejumlah upaya tersebut membutuhkan kajian yang panjang hingga investasi yang tidak sedikit.

Di samping itu, katanya, ada upaya jangka pendek yang bisa digunakan sebagai alternatif. “Menurut saya, penanganan jangka pendek ya cukup rekayasa maupun manajemen lalu lintas,” pungkas Aji. (mel/dan)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru