MALANG KOTA – Angka pengangguran di Kota Malang masih tinggi. Pada 2022 lalu, warga yang belum bekerja mencapai 34.678 jiwa. Sejumlah cara pun dilakukan Pemkot Malang dan perguruan tinggi untuk menekan angka pengangguran tersebut.
Seperti kemarin, job fair berlangsung di Universitas Negeri Malang (UM). Ketua Pelaksana Job Fair UM Detra Kurnia menyebut ada 2 ribu pencari kerja yang memanfaatkan acara tersebut sejak Rabu (24/5).
”Ada 30 perusahaan yang membuka lowongan dengan 300 posisi kerja,” kata Detra.
Cara yang dilakukan tersebut menurutnya bisa menekan angka pengangguran. Sebab ada beberapa perusahaan yang melakukan walk in interview maupun perekrutan lanjutan. Namun, dia belum dapat data berapa yang resmi diterima.
”Setidaknya angka pengangguran yang sempat naik karena pandemi (Covid-19) bisa menurun,” tegas dia.
Adita Windasari, salah satu pencari kerja di job fair mengatakan, mencari kerja saat ini sulit-sulit gampang. Dia yang kini bekerja di salah satu perusahaan pertanian merasa angka pengangguran yang naik juga karena sejumlah faktor.
”Sekarang cocok-cocokan dengan pekerjaan, siapa tahu di job fair ada yang cocok langsung saya ambil,” ucap alumnus Universitas Brawijaya (UB) itu.
Di tempat lain, Kepala Bidang (Kabid) Tenaga Kerja Dinas tenaga Kerja, Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang Titis Andayani job fair kini masih menjadi salah satu cara menekan angka pengangguran. Apalagi pihaknya juga mencatat pengajuan kartu kuning atau kartu pencari kerja meningkat tiap tahunnya.
”Selanjutnya, kami juga mengadakan pelatihan kerja sesuai minat masyarakat. Namun, karena keterbatasan sektor para pencari kerja turut diarahkan ke sektor wirausaha,” jelasnya. (mel/adn)