UPAYA penanggulangan banjir akan efektif pemerintah mampu mengungkap akar masalahnya. Lantas apa akar masalah munculnya banjir bertahuntahun di Kota Pendidikan ini?
Guru Besar (Gubes) Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) Prof Dr Ir Muhammad Bisri MS mengatakan, setidaknya ada enam faktor yang menjadi penyebab banjir di Kota Malang. Mulai jumlah penduduk yang semakin padat, perubahan iklim, dan alih fungsi saluran irigasi sebagai drainase.
Selain itu, katanya, keberadaan bozem yang sekarang menjadi bangunan atau permukiman hingga minimnya kesadaran masyarakat terhadap sampah serta sedimen juga menjadi faktor penyebab. Bisri menyarankan pemkot mencari akar masalah penyebab banjir mengurangi dan melakukan penanggulangan terhadap akar masalah tersebut.
”Kemudian lakukan gerakan angkat sampah dan sedimen (GASS), serta membuat daerah aliran drainase (DAD) di kawasan yang tergenang,” tutur Rektor UB periode 2014-2018 itu.
Di samping upaya-upaya tersebut, menurut Bisri, pemkot perlu membuat sudetan di area langganan banjir. Sudetan tersebut bisa dibuat di saluran drainase primer atau sungai. “Yang terakhir, buat sumur injeksi,” katanya. ”Namun, sumur injeksi tersebut harus dipadukan dengan saluran drainase,” sambung Bisri.
Bisri juga menyoroti banjir parah di kawasan Glintung dan Jalan Letjen Sutoyo, Kecamatan Blimbing. Dia mengatakan, pemkot sudah menanggulangi banjir di dua kawasan tersebut. Tapi menurut Bisri, penanganan banjir di dua titik tersebut belum selesai 100 persen. Sebab, hingga kini dua kawasan tersebut masih sering dilanda banjir. “Karena itu, sekarang sedang dilakukan penanganan dengan cara membuat master plan drainase secara menyeluruh. Dua daerah itu masuk ke dalam master plan,” katanya. (mel/dan)