21.4 C
Malang
Saturday, 25 March 2023

Kelompok Separatis Papua Tembaki Pesawat Smart Air di Bandara Kiwirok

RADAR MALANG – Kelompok separatis teroris (KST) menembak sebuah pesawat Smart Air di bandara Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, kemarin (8/10). Tak tanggung-tanggung, pesawat itu ditembak berkali-kali saat akan landing dan take off dari bandara.

Dari informasi yang diterima Jawa Pos, KST menembak pesawat itu pukul 09.20 WIT. Penembakan pertama terjadi saat pesawat akan landing. Akibatnya, sayap pesawat sebelah kiri berlubang. Kemudian, pesawat kembali ditembak beberapa saat setelah take off.

Pesawat tersebut merupakan armada yang mengangkut bahan logistik sekaligus aparat keamanan. Beruntung, pesawat dalam kondisi aman dan tidak terjadi hal tidak diinginkan. Dipastikan, pesawat dan pilotnya telah mendarat di Oksibil, Pegunungan Bintang.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menuturkan, pesawat itu ditembak karena membawa personel TNI. ”Kami sudah memberikan warning beberapa waktu lalu, setiap pesawat yang membawa aparat akan kami tembak,” ujarnya.

Dia mengatakan, TPNPB-OPM telah memperingatkan agar pesawat sipil tidak membawa aparat TNI dan Polri. Sekaligus menghentikan aktivitas di wilayah konflik. ”Kami sudah ingatkan empat kali,” tuturnya kepada Jawa Pos kemarin.

Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombespol A.M. Kamal belum bisa berkomentar terkait kejadian tersebut. ”Mungkin yang mengetahui TNI,” tuturnya saat dihubungi kemarin.

Kapendam Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Arm) Reza Nur Patria juga masih mencari informasi mengenai penembakan tersebut. ”Kalau ada perkembangan, saya sampaikan,” jelasnya dilansir dari Jawapos, Sabtu (9/10).

Pada bagian lain, pengamat terorisme Al Chaidar menuturkan, jaminan keamanan terhadap warga di Papua seharusnya juga meliputi keamanan penerbangan. Sebab, penerbangan di Papua merupakan transportasi utama. ”Keamanannya harus benar-benar dijaga,” ujarnya.

Kalau perlu, beberapa radius di sekitar bandara di Papua disekat untuk memastikan keamanan penerbangan. Dia mengatakan, peristiwa yang menimpa Smart Air bersama awak dan penumpang jangan sampai terjadi lagi. ”Saya yakin TNI dan Polri mampu memberikan keamanan penerbangan,” tegasnya.

Sumber: Jawa Pos Group

RADAR MALANG – Kelompok separatis teroris (KST) menembak sebuah pesawat Smart Air di bandara Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, kemarin (8/10). Tak tanggung-tanggung, pesawat itu ditembak berkali-kali saat akan landing dan take off dari bandara.

Dari informasi yang diterima Jawa Pos, KST menembak pesawat itu pukul 09.20 WIT. Penembakan pertama terjadi saat pesawat akan landing. Akibatnya, sayap pesawat sebelah kiri berlubang. Kemudian, pesawat kembali ditembak beberapa saat setelah take off.

Pesawat tersebut merupakan armada yang mengangkut bahan logistik sekaligus aparat keamanan. Beruntung, pesawat dalam kondisi aman dan tidak terjadi hal tidak diinginkan. Dipastikan, pesawat dan pilotnya telah mendarat di Oksibil, Pegunungan Bintang.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menuturkan, pesawat itu ditembak karena membawa personel TNI. ”Kami sudah memberikan warning beberapa waktu lalu, setiap pesawat yang membawa aparat akan kami tembak,” ujarnya.

Dia mengatakan, TPNPB-OPM telah memperingatkan agar pesawat sipil tidak membawa aparat TNI dan Polri. Sekaligus menghentikan aktivitas di wilayah konflik. ”Kami sudah ingatkan empat kali,” tuturnya kepada Jawa Pos kemarin.

Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombespol A.M. Kamal belum bisa berkomentar terkait kejadian tersebut. ”Mungkin yang mengetahui TNI,” tuturnya saat dihubungi kemarin.

Kapendam Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Arm) Reza Nur Patria juga masih mencari informasi mengenai penembakan tersebut. ”Kalau ada perkembangan, saya sampaikan,” jelasnya dilansir dari Jawapos, Sabtu (9/10).

Pada bagian lain, pengamat terorisme Al Chaidar menuturkan, jaminan keamanan terhadap warga di Papua seharusnya juga meliputi keamanan penerbangan. Sebab, penerbangan di Papua merupakan transportasi utama. ”Keamanannya harus benar-benar dijaga,” ujarnya.

Kalau perlu, beberapa radius di sekitar bandara di Papua disekat untuk memastikan keamanan penerbangan. Dia mengatakan, peristiwa yang menimpa Smart Air bersama awak dan penumpang jangan sampai terjadi lagi. ”Saya yakin TNI dan Polri mampu memberikan keamanan penerbangan,” tegasnya.

Sumber: Jawa Pos Group

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru