22.4 C
Malang
Sunday, 26 March 2023

Viral Jenazah Covid Terlantar di Jakut, Begini Penjelasan Polisi

RADAR MALANG – Pihak kepolisian membantah kabar jenazah korban Covid-19 ditelantarkan di daerah Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kabar yang sempat viral dimedsos itu nyatanya tidaklah benar adanya.

Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Ghulam Pasaribu mengungkapkan kejadian sebenarnya. Berdasarkan keterangan saksi setempat, korban memang sudah dinyatakan positif Covid-19. Namun korban hanya melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

“Korban memang positif tapi positif yang tidak terdata,” kata Kompol Ghulam, seperti dilansir dari Pojoksatu, Rabu (23/6).

Kompol Ghulam menyebut, korban positif karena tertular dari anaknya yang diisolasi di Wisma Atlet.

Korban disebut kurang terbuka kepada RT setempat karena tidak melaporkan positif Covid-19 yang dialaminya. Karena itu, ia pun tak terdata, hingga korban meninggal dunia.

“Dia tidak melaporkan (positif) anaknya juga tengah isolasi di Wisma Atlet dan tidak ada siapa-siapa di rumah dan kurang open karena data KTP-nya terdaftar di Papanggo,” ujarnya.

Tim satgas langsung menuju ke rumah korban untuk dilakukan evakuasi jenazah korban. Namun karena jumlah korban covid di DKI banyak, sehingga korban mendapat antrian proses evakuasi ke-8.

“Jadi bukan dibiarkan, tapi memang lama diproses evakuasi karena tim pemulasaran hanya satu orang. Diajukan untuk diproses ini harus antre menunggu yang lain. Jenazah Covid-19 nya kan memang banyak,” ujarnya.

Sumber: Jawa Pos Group

RADAR MALANG – Pihak kepolisian membantah kabar jenazah korban Covid-19 ditelantarkan di daerah Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kabar yang sempat viral dimedsos itu nyatanya tidaklah benar adanya.

Kapolsek Tanjung Priok, Kompol Ghulam Pasaribu mengungkapkan kejadian sebenarnya. Berdasarkan keterangan saksi setempat, korban memang sudah dinyatakan positif Covid-19. Namun korban hanya melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

“Korban memang positif tapi positif yang tidak terdata,” kata Kompol Ghulam, seperti dilansir dari Pojoksatu, Rabu (23/6).

Kompol Ghulam menyebut, korban positif karena tertular dari anaknya yang diisolasi di Wisma Atlet.

Korban disebut kurang terbuka kepada RT setempat karena tidak melaporkan positif Covid-19 yang dialaminya. Karena itu, ia pun tak terdata, hingga korban meninggal dunia.

“Dia tidak melaporkan (positif) anaknya juga tengah isolasi di Wisma Atlet dan tidak ada siapa-siapa di rumah dan kurang open karena data KTP-nya terdaftar di Papanggo,” ujarnya.

Tim satgas langsung menuju ke rumah korban untuk dilakukan evakuasi jenazah korban. Namun karena jumlah korban covid di DKI banyak, sehingga korban mendapat antrian proses evakuasi ke-8.

“Jadi bukan dibiarkan, tapi memang lama diproses evakuasi karena tim pemulasaran hanya satu orang. Diajukan untuk diproses ini harus antre menunggu yang lain. Jenazah Covid-19 nya kan memang banyak,” ujarnya.

Sumber: Jawa Pos Group

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru