MALANG – Berdiri sejak Maret 2022, Persatuan Sepakbola Amputasi Malang (Persama) sudah berani tampil di kancah nasional.
Dengan segala kekurangan dan tanpa memiliki pelatih kepala, tim yang bermarkas di Lapangan Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, itu mampu meraih satu prestasi.
Tim sepak bola khusus kaki satu itu juara empat Turnamen Sepak Bola Amputasi Piala Menpora di Jakarta.
BIYAN MUDZAKY HANINDITO
Tim dengan 13 pemain itu memiliki jadwal latihan rutin dua kali dalam satu pekan. Yakni tiap hari Rabu dan Sabtu. Warga di sekitar Lapangan Kendalpayak pun sudah mulai biasa menyaksikan aksi mereka.
Tidak seperti pertandingan sepak bola biasa, Persama hanya menggunakan seperempat lapangan saja. Namun adu skill yang mereka tampilkan kadang mengundang decak kagum.
Meski harus dibantu tongkat penyangga berbahan logam, mereka tetap berusaha keras mengolah bola di atas lapangan yang berlubang dan ditumbuhi rumput liar itu.
”Kami sedang persiapan untuk Piala Bupati Jember Februari mendatang. Makanya kami kembali rutin melakukan latihan,” kata Sueb, 50, bek kanan sekaligus kapten tim Persama di sela-sela sesi latihan kepada Jawa Pos Radar Malang.
Sore itu, sembilan pemain dibagi menjadi dua dan melakukan latihan sparring. Seharusnya ada 10 pemain untuk dua tim.
Akan tetap tetapi satu pemain berhalangan hadir, sehingga mereka berlatih dengan pemain yang ada.
Sueb menjelaskan, Persama memiliki 13 pemain. Di posisi penjaga gawang ada tiga orang. Yakni Darmadi, Indra dan Yusuf.
Lalu di posisi bek ada Sueb, Mukrim, dan Iwan. Posisi sayap dan pemain tengah ditempati Zainal, Arif, Riono, dan Tunali.
Sedangkan yang menjadi pemain depan adalah Angga, Damanhuri, dan Muis.
Rata-rata mereka hanya memiliki kaki sebelah kanan. Satu kaki lainnya hilang.
Ada yang karena kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas. Ada juga yang hanya memiliki satu kaki sejak lahir. (Bersambung ke halaman selanjutnya)