BALI – Dalam beberapa pertandingan terakhir, ada beberapa hal unik di strategi Eduardo Almeida. Salah satunya yakni keberaniannya menurunkan para pemain muda yang baru promosi ke tim senior di musim ini. Ya, baik Bramntio Ramadhan dan Tito Hamzah sudah mendapat kesempatan tampil saat tim Singo Edan melawan Persib Bandung, Bali United, dan Persebaya Surabaya.
Uniknya, mereka kerap dimainkan ketika tim berada dalam fase krusial. Seperti saat Arema FC membutuhkan gol untuk menyamakan kedudukan atau menang. Contohnya ketika melawan Bali United Selasa lalu (15/2), Bramntio masuk saat tim butuh gol. Dia diberi kesempatan tampil pada menit 88.
Tercatat hanya sekali saja pemain muda tersebut masuk starting eleven. Tepatnya kala tim Singo Edan melawan Persebaya Surabaya, akhir Februari lalu. Saat itu Tito Hamzah tampil sejak menit awal pertandingan, sebelum akhirnya diganti pada menit 13 setelah mengalami cedera.
Nah, mengenai keputusan tersebut, Pelatih Kepala Arema FC Eduardo Almeida mengaku kalau itu bukan bentuk pemberian kesempatan bermain saja. Sebab menurutnya, itu adalah bagian dari strategi. Tepatnya untuk menambah daya gedor tim dengan memanfaatkan kecepatan mereka. ”Semuanya sudah direncanakan. Tidak ada istilah mencoba-coba,” jelas juru taktik asal Portugal tersebut.
Menurutnya, saat persiapan sebelum pertandingan ada banyak rencana yang telah disusun. Selain itu, para pemain muda yang bisa tampil itu sudah dipastikan berada dalam kondisi terbaik. Baik itu secara mental, fisik, dan juga teknik. ”Saya pikir semua pemain punya kesempatan yang sama ketika dalam kondisi bagus,” terangnya.
Umumnya dalam penentuan komposisi pemain, Eduardo akan melihat beberapa aspek. Seperti penampilan ketika latihan, performa sebelumnya, dan kondisi kebugaran. Karena itu, mereka yang baru sembuh dari cedera kerap tidak tampil. Itu bertujuan mengurangi risiko cedera lanjutan.
Saat ini dari para debutan yang diboyong ke Bali semuanya sudah mendapat kesempatan tampil. Rinciannya adalah Tito Hamzah sudah bermain 18 kali, Achmad Figo 4 kali, Iqbal Faiz 2 kali, dan Bramntio Ramadhan 5 kali. Menanggapi kepercayaan tampil itu, Bramntio tidak pernah gugup. ”Rasa nervous itu hilang saat sudah bermain,” kata dia. Yang ada di pikirkan adalah menjalankan instruksi pelatih sebaik mungkin.
Berkat itu, dia mengesampingkan gol pribadi. Sebab menurutnya, yang lebih penting adalah membantu tim mendapatkan hasil maksimal. ”Terpenting bermain baik dulu saja di lapangan. Soal gol itu hanyalah bonus,” kata dia. (gp/by)