JOGJAKARTA – Perasaan campur aduk dirasakan gelandang muda Arema FC Muhammad Faiz Iqbal Fardhani, Selasa lalu (24/11/2021). Di laga melawan Barito Putera, dia akhirnya menjalani debut di kasta tertinggi sepak bola tanah air. Kepada koran ini, dia mengaku tak punya firasat apa pun untuk tampil. Namun secara tiba-tiba dia diutus Eduardo Almeida untuk turun bermain. ”Sebetulnya saya tidak menyangka bisa bermain melawan Barito Putera,” kata pemain berusia 19 tahun itu.
Pesepakbola yang mulai berlatih di salah satu sekolah sepak bola (SSB) di Kecamatan Lawang itu masuk pada menit ke 58. Dia menggantikan pemain muda lainnya, yakni Tito Hamzah, yang mengalami permasalahan pada engkel kakinya. Beranjak dari hal tersebut, Faiz mengaku sempat nervous ketika bermain.
Tapi rasa gugupnya bisa ditekan dan dihilangkan setelah dia berpikir positif. Dia mencoba untuk tenang supaya tidak salah dalam mengambil keputusan. ”Mas Dendi dan Mas Jhon (Alfarizi) juga membantu saya. Mereka terus memberi semangat dan menyuruh saya untuk percaya diri,” kata dia. Bermain di Liga 1, diakui Faiz, menjadi pengalaman yang luar biasa.
Dia banyak mendapat ilmu baru tentang kompetisi kasta teratas sepak bola Indonesia. Menurutnya, BRI Liga 1 mempunyai banyak perbedaan dengan kompetisi kelompok usia yang pernah diikutinya. Salah satunya terkait intensitas permainan. ”Saya rasa pertandingannya berjalan lebih cepat,” kata pemain bernomor punggung 18 itu. Alhasil, situasi itu menuntut pemain untuk berpikir cepat dan bisa mengambil keputusan yang tepat.
Mampu bermain di BRI Liga 1 ibarat lompatan besar untuknya. Sebab, dia baru gabung dengan Arema junior pada tahun 2019 lalu. Setelah itu, di tahun 2021 dia mulai mendapatkan kesempatan magang bersama tim senior Arema FC. Karena itu dia mengaku bersyukur bisa mendapatkan kesempatan debut. ”Target ke depan adalah ingin terus bermain,” jelas Faiz. (gp/by)