RADAR MALANG – Hingga saat ini, penyakit Parkinson masih belum ditemukan obatnya. Namun sebuah studi baru menunjukkan penggunaan obat peningkat glikolisis seperti terazosin yang biasanya digunakan untuk mengobati pembengkakan prostat, dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson pada pria.
Dilansir dari medicalnewstoday.com Senin (8/2), penyakit Parkinson adalah kelainan neurodegeneratif yang disebabkan oleh berkurangnya kadar zat kimia otak yang disebut dopamin. Gejalanya akan memburuk seiring berjalannya waktu. Penyakit ini juga dapat memiliki berbagai komplikasi, mulai dari kesulitan berbicara hingga kesulitan mengunyah dan menelan.
Meskipun penyakit Parkinson memengaruhi gerakan, kehilangan dopamin juga dapat menyebabkan gejala nonmotorik, termasuk depresi, demensia, kesulitan tidur, dan energi rendah. Berbagai pengobatan dapat mengatasi spektrum gejala yang luas, tetapi saat ini tidak belum obat yang dapat menyembuhkan penyakit Parkinson.
Mayoritas perawatan berfokus pada pemulihan tingkat dopamin. Baru-baru ini, penelitian telah menyelidiki cara untuk meningkatkan energi menggunakan jalur metabolisme yang disebut glikolisis. Semua sel membutuhkan energi untuk menjalankan fungsinya dan glikolisis adalah salah satu jalur metabolisme pertama dalam produksi energi. Jalur multistep ini memecah glukosa menjadi berbagai jenis molekul yang digunakan untuk produksi energi lebih lanjut.
Temuan studi tahun 2014 ini menunjukkan bahwa peningkatan stres oksidatif dari perkembangan awal Parkinson menyebabkan metabolisme glukosa terganggu. Sementara itu, hasil studi tahun 2019 menunjukkan bahwa peningkatan tingkat produksi energi dapat memperlambat timbulnya gejala Parkinson.
Sebuah studi sebelumnya menyimpulkan bahwa obat yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat yang disebut terazosin dapat meningkatkan tingkat energi sel dengan meningkatkan aktivitas enzim kunci yang diperlukan untuk memecah glukosa dalam glikolisis.
Para peneliti dari studi tahun 2019 mempelajari efek terazosin pada model hewan dan menggunakan database klinis untuk mengumpulkan informasi tentang orang dengan penyakit Parkinson yang menggunakan obat tersebut. Hasilnya, mereka menemukan bahwa terazosin menunda perkembangan penyakit, mengurangi komplikasi, dan mengurangi jumlah diagnosis.
Orang yang menggunakan obat peningkat glikolisis lebih kecil kemungkinannya untuk terserang penyakit Parkinson dibandingkan mereka yang menggunakan tamsulosin. Orang yang menggunakan obat peningkat glikolisis memiliki risiko 12 persen lebih rendah terkena penyakit Parkinson dan risiko 37 persen lebih rendah dibandingkan dengan orang yang menggunakan tamsulosin.
Penulis: Fara Trisna Rahmadani