MALANG KOTA – Keberadaan kerajinan batik Kantil di Malang mendapat perhatian tim tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM)?? Kemitraan Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Malang (Polinema). Mereka melakukan pendampingan agar para pembatik bisa semakin eksis. Termasuk dalam membuka pasar e-commerce.
Selama ini, para pembatik kantil di Kota Malang masih menggunakan cara tradisional, baik dalam proses pembuatan maupun pemasarannya. Termasuk produknya belum diberi kemasan/packaging yang menarik sehingga konsumennya terbatas dan karyanya belum banyak dikenal masyarakat. Karena itu, tim PPM Jurusan Administrasi Niaga Polinema memberikan solusi dengan membuatkan web dan packaging agar batik kantil dapat meningkatkan penjualan dan menembus pasar internasional.
Upaya sosialisasi sudah dilakukan dua kali oleh tim PPM Kemitraan Jurusan Administrasi Niaga Polinema yang diketua Drs Joni Dwi Pribadi MAB. Sosialisasian juga melibatkan anggota tim meliputi Dr Dra Fullchis Nurtjahjani MM CHRA, Mahmudatul Himma SE MAB, Maskur SKom MKom dan Suci Nurfauziah SKom Mkom. Sosialisasi yang mengulas tentang pentingnya e-commerce dan packaging produk digelar 25 dan 26 April di tempat produksi Batik Kantil Jalan Hamid Rusdi 3, Malang. ”Dalam dunia bisnis, website dalam bentuk e-commerce sudah merupakan kebutuhan khususnya bagi UMKM Batik Kantil untuk pengembangan usahanya, termasuk dalam memperluas jangkauan pasar,” terang Joni kepada Radar Malang.
Faktor lain yang dapat dilakukan oleh pengusaha UMKM untuk meningkatkan penjualan membuat kemasan atau packaging yang menarik. ”Saat ini kemasan telah menjadi alat pemasaran yang penting, kemasan yang bila dirancang dengan cermat bisa menimbulkan nilai kecocokan bagi konsumen dan nilai promosi bagi produsen, banyak faktor telah meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran,” bebernya.
Selain itu, tim PPM juga sudah membuat website dengan nama www.batikkantilyoessy.com dan packaging diserahkan kepada UMKM Batik Kantil Malang. ”Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan agar kami para pengrajin batik juga bisa meng-update dan meng-upgrade kemapuannya,” terang Yoessy, salah seorang pelaku UMKM batik kantil. (dre/nay)