MALANG KOTA – Rencana pembelajaran tatap muka (PTM) disambut antusias sejumlah pihak. Meski tetap harus dilaksanakan secara hati-hati dan cermat, kegiatan sekolah luring juga menuntut persiapan matang.
Kepala SMPN 11 Kota Malang Dyah Pancaning Palupi SPd menyatakan pihaknya telah melakukan beberapa persiapan untuk digelarnya sekolah tatap muka mulai besok (15/4). Selain guru dan karyawan telah divaksin, pihaknya juga mempersiapkan jadwal pelajaran dengan satu kelas maksimal 16 orang saja. ”Dari jumlah itu, sisanya yang tak kebagian luring akan tetap menerima materi tetapi secara daring,” ujar Palupi.
Palupi menambahkan, jam pelajaran untuk luring juga dimampatkan. Kantin sekolah juga akan ditutup serta siswa diwajibkan membawa bekal dari rumah. Persiapan prokes seperti penyedian westafel, sabun, dan hand sanitizer juga telah disiapkannya.
Dia berharap, simulasi sekolah tatap muka dapat berlangsung lancar dan pemkot dapat rutin melakukan penyemprotan rutin ke sekolah. Itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan Covid-19 agar tak sampai memunculkan klaster baru.
Terkait larangan murid naik transportasi umum, Palupi telah berkoordinasi dengan komite sekolah. Mereka pun setuju dengan kebijakan tersebut. Jika memang ada orang tua yang tak setuju, pihaknya tak melarang karena masih bisa mengakses pembelajaran secara daring. ”Orang tua kebanyakan setuju dan dapat mengantar, tetapi jika tidak bisa pun kami mudahkan untuk tetap bisa melakukan pembelajaran meakipun daring,” ujar dia.
Hal yang sama juga diucapkan oleh Ketua Komite Siswa SDN Kauman 1 Dhihin Widarti. Dia mengatakan setuju dengan simulasi sekolah tatap muka tersebut. Namun, dia berharap ada surat edaran (SE) resmi agar meyakinkan orang tua. ”Terkait ini dapat disosialisasikan ke orang tua dan mungkin ada pengisian form juga dari orang tua untuk mengizinkan anaknya tatap muka,” katanya saat dihubungi kemarin.(adn/c1/dan)