MALANG KOTA –Museum Edukasi Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah satu fasilitas edukatif yang dimiliki Universitas Negeri Malang. Pembangunan Museum Edukasi UM telah dimulai sejak 2014 tepatnya pada masa kepemimpinan Rektor Universitas Negeri Malang Prof. Dr. H. Soeparno. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Kepala UPT Museum Edukasi Universitas Negeri Malang Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd., M.Pd. “Pendirian Museum Edukasi Universitas Negeri Malang telah dicetuskan oleh Prof. Soeparno pada tahun 2014 karena dianggap memiliki nilai sejarah yang tinggi,” ujarnya.
Perkembangan pembangunan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang berlanjut hingga 2018. Pada masa kepemimpinan Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd., terbentuk tim khusus pengembangan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang. “Sejak tahun 2018, tim pengembang Museum Edukasi UM perlahan mengisi koleksi museum bersamaan dengan studi banding pada beberapa museum seperti Museum UPI, Museum Nasional, dan seorang pengembang Museum Inggil bernama Dwi Cahyono,” papar seorang yang akrab disapa Fahrul itu. Tidak lama setelah itu, pembangunan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang diresmikan langsung oleh Rektor UM. “Peresmian Museum Edukasi UM dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2018 bertepatan dengan 64 tahun Dies Natalis UM,” imbuhnya.
Dari segi koleksi, Museum Edukasi menyimpan barang-barang berupa perangkat pembelajaran dari masa PTPG hingga Universitas Negeri Malang. “Koleksi UM terdiri atas berbagai jenis perangkat pembelajaran lintas masa meliputi stempel, proyektor, mikroskop, studio TV, ijazah, transkrip, dan KTM,” ungkapnya. Mengingat pentingnya koleksi tersebut, pihak pengelola Museum Edukasi Universitas Negeri Malang telah melakukan perawatan rutin dan berkala untuk menjaga keutuhan koleksi tersebut. Lebih daripada itu, pihak pengelola telah mengajukan renovasi museum dan proses pembangunannya akan dimulai pada tahun ini.
Selain penjabaran koleksi, pengelola Museum Edukasi Universitas Negeri Malang juga menjelaskan mengenai program kerja khusus Museum Edukasi UM. “Program kerja kami semakin luas setelah menjadi unit otonom yang terlepas dari Fakultas Ilmu Sosial. Kedepan kami akan menyelenggarakan seminar nasional, workshop dan pelatihan kepemanduan, pembangunan perpustakaan museum, ruang pertemuan, loket tiket, pengembangan souvenir, dan akreditasi,” jelasnya. “Lebih lanjut, kami telah melakukan beberapa program kerja penting seperti magang museum dan pengembangan tour museum digital 360° yang dapat diakses di museum.um.ac.id,” tambahnya.
Disisi lain, keberadaan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang memiliki berbagai manfaat, khususnya bagi sivitas akademika Universitas Negeri Malang sendiri. “Dengan adanya Museum Edukasi Universitas Negeri Malang, sivitas akademika Universitas Negeri Malang dapat lebih mengenal jati diri Universitas Negeri Malang sebagai kampus pendidikan dan pembelajaran, meneguhkan eksistensi bahwa Universitas Negeri Malang merupakan kampus tertua di Malang sehingga memiliki ilmu dan pengalaman yang melimpah, dan termasuk dalam sarana pengembangan pendidikan di UM,” ujarnya dengan lugas.
Pada akhir penuturannya, Kepala UPT Museum Edukasi Universitas Negeri Malangmengungkapkan harapan terhadap kemajuan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang. “Saya berharap sivitas akademika UM terus mengunjungi dan mendukung keberadaan Museum Edukasi Universitas Negeri Malang sehingga lahir rasa bangga dan rasa memiliki. Kuatkan keyakinan bahwa koleksi yang ada di Museum Edukasi Universitas Negeri Malang merupakan wujud nyata atas warisan intelektual yang telah diberikan oleh Universitas Negeri Malang dari awal berdiri hingga saat ini,” pungkasnya.
Pewarta: Paundra Wangsa Fajar Kusuma – Internship Humas UM