26.2 C
Malang
Thursday, 23 March 2023

Digelar Daring, 4.236 Peserta Ikuti Master Maba Unisma 2021

MALANG KOTA – Kegiatan orientasi mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma) digelar dalam beberapa tahap. Setelah Oshika Maba dan Halaqah Diniyah, hari ini (15/9) dibuka tahapan ketiga yakni Master Maba (Masa Transformasi dan Pengembangan Karakter Mahasiswa Baru) 2021.

Acara pembukaan Master Maba dilaksanakan secara daring. “Untuk kali ini ialah Masa Transformasi dan Pengembangan Karakter bagi mahasiswa baru atau disebut Master Maba yang dilaksanakan setiap Rabu selama satu semester,” terang Wakil Rektor 3 Unisma, Dr Ir H Badat Muwakhid dalam sambutannya.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin tiap penerimaan maba untuk standardisasi karakter bagi mereka yang menempuh pendidikan di Unisma. “Walau namanya transformasi, bukan berarti tidak memiliki karakter sebelum ke sini, tapi ini standarisasi atau penyeragaman yang menjadi umum di Unisma dan karakter positif yang lain,” tambahnya. Karakter yang dimaksud adalah kecendikiawanan yang di dalamnya ada karakter Ilmiah, Karakter Islami dan Karakter Ke-Indonesiaan.

Badat menjelaskan, pembentukan karakter tidak hanya berlangsung selama satu semester saja. “Seperti yang dirumuskan oleh pendiri, dan ketua Yayasan juga berpesan untuk dikuatkan lagi karakternya. Tidak hanya di semester awal saja, tapi pengembangan ini akan terus dilakukan,” sebutnya.

Selama satu semester, pertemuan seperti ini akan dilakukan sebanyak 14 kali. “Proporsinya 10 kali karakter ilmiah, 3 kali Ke-Indonesiaan dan sekali ke-Islaman,” beber dia.

Master Maba diikuti oleh 4.236 orang. 80 di antaranya adalah mahasiswa lama yang mengulang dan sebanyak 3.954 orang adalah mahasiswa baru. Apabila peserta ada yang tidak lulus Master Maba, mahasiswa tersebut tidak bisa memprogram skripsi.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor Unisma Prof Dr H. Maskuri Bakri MSi mengatakan bahwa para mahasiswa harus mampu berpikir kritis. “Kritis dan analisis terhadap keadaan atau dinamika sosial dengan mengembangkan daya nalar yang sebelumnya sudah didapat,” terangnya. Daya tersebut merupakan salah satu modal berharga untuk masa depan. “Ini sangat penting dan strategis di samping keterampilan, pengetahuan dan pengalaman. Kalau semuanya itu tergolong sedikit, sulit rasanya untuk bersaing. Apalagi sekarang era kompetisi,” kata dia.

Salah satu output yang diharapkan ialah karakter komparatif selain kompetitif. “Menggabungkan antara ke-Islaman dan ilmu pengetahuan. Inilah keunggulan Saudara semua, karena dalam Islam ini ada spirit untuk memiliki banyak pemikiran, ini bisa menjadi batu loncatan yang bisa dibanggakan diri sendiri dan dapat dibagikan kepada umat,” pungkasnya.

Pewarta: Biyan Mudzaky

MALANG KOTA – Kegiatan orientasi mahasiswa baru (maba) Universitas Islam Malang (Unisma) digelar dalam beberapa tahap. Setelah Oshika Maba dan Halaqah Diniyah, hari ini (15/9) dibuka tahapan ketiga yakni Master Maba (Masa Transformasi dan Pengembangan Karakter Mahasiswa Baru) 2021.

Acara pembukaan Master Maba dilaksanakan secara daring. “Untuk kali ini ialah Masa Transformasi dan Pengembangan Karakter bagi mahasiswa baru atau disebut Master Maba yang dilaksanakan setiap Rabu selama satu semester,” terang Wakil Rektor 3 Unisma, Dr Ir H Badat Muwakhid dalam sambutannya.

Kegiatan ini merupakan agenda rutin tiap penerimaan maba untuk standardisasi karakter bagi mereka yang menempuh pendidikan di Unisma. “Walau namanya transformasi, bukan berarti tidak memiliki karakter sebelum ke sini, tapi ini standarisasi atau penyeragaman yang menjadi umum di Unisma dan karakter positif yang lain,” tambahnya. Karakter yang dimaksud adalah kecendikiawanan yang di dalamnya ada karakter Ilmiah, Karakter Islami dan Karakter Ke-Indonesiaan.

Badat menjelaskan, pembentukan karakter tidak hanya berlangsung selama satu semester saja. “Seperti yang dirumuskan oleh pendiri, dan ketua Yayasan juga berpesan untuk dikuatkan lagi karakternya. Tidak hanya di semester awal saja, tapi pengembangan ini akan terus dilakukan,” sebutnya.

Selama satu semester, pertemuan seperti ini akan dilakukan sebanyak 14 kali. “Proporsinya 10 kali karakter ilmiah, 3 kali Ke-Indonesiaan dan sekali ke-Islaman,” beber dia.

Master Maba diikuti oleh 4.236 orang. 80 di antaranya adalah mahasiswa lama yang mengulang dan sebanyak 3.954 orang adalah mahasiswa baru. Apabila peserta ada yang tidak lulus Master Maba, mahasiswa tersebut tidak bisa memprogram skripsi.

Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor Unisma Prof Dr H. Maskuri Bakri MSi mengatakan bahwa para mahasiswa harus mampu berpikir kritis. “Kritis dan analisis terhadap keadaan atau dinamika sosial dengan mengembangkan daya nalar yang sebelumnya sudah didapat,” terangnya. Daya tersebut merupakan salah satu modal berharga untuk masa depan. “Ini sangat penting dan strategis di samping keterampilan, pengetahuan dan pengalaman. Kalau semuanya itu tergolong sedikit, sulit rasanya untuk bersaing. Apalagi sekarang era kompetisi,” kata dia.

Salah satu output yang diharapkan ialah karakter komparatif selain kompetitif. “Menggabungkan antara ke-Islaman dan ilmu pengetahuan. Inilah keunggulan Saudara semua, karena dalam Islam ini ada spirit untuk memiliki banyak pemikiran, ini bisa menjadi batu loncatan yang bisa dibanggakan diri sendiri dan dapat dibagikan kepada umat,” pungkasnya.

Pewarta: Biyan Mudzaky

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru