RADAR MALANG – Inovasi makanan sehat untuk ibu hamil berhasil dibuat oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Yang menarik, tim yang terdiri dari satu pembimbing dan lima mahasiswa tersebut menggunakan porang sebagai bahan baku utama.
Mereka yakni M Ahmad Talkhis, Nabilla Alya Anastasya, Farida Luthfiya Azizah, Fatih Meru Samudera dan Vio Awan Nur Hidayat. Tim tersebut dibimbing Dr Lilik Wahyuni MPd.
Produk yang mereka beri nama Amora Pregnancy Biscuit ini merupakan suatu inovasi produk siap konsumsi berupa biskuit sebagai alternatif makanan yang sehat bagi ibu hamil. Biskuit ini memiliki kandungan glukoman yang berasal dari porang.
Glukoman yang lambat dicerna membantu ibu hamil mengurangi rasa mual. Glukoman juga termasuk serat yang larut dalam air. Manfaatnya mampu memperlambat proses pengosongan lambung. Glukoman yang terkandung didalam porang sebesar 15 persen sampai 65 persen. Penelitian tentang biskuit berbahan baku porang ini juga telah mendapatkan pengakuan lewat prestasi berupa medali perak pada ajang Korean Internasional Women’s Invention Exposition (KIWIE) 2021.
Ide pembuatan biskuit muncul karena pemanfaatan ubi porang di Indonesia yang masi minim. Sejauh ini, porang hanya dijadikan produk pertanian yang diekspor keluar negeri. Produk olahan porang pun masih sangat minim.
Saat ini pemerintah Provinsi Jatim juga terus mendorong masyarakatnya untuk terus mengembangkan potensi tanaman porang.
Kebanyakan olahan porang saat ini masih terbatas untuk menjadi beras dan mie. Selain itu, ketersediaan biskuit untuk ibu hamil di posyandu pun hanya didapatkan secara terbatas. Bagi ibu hamil yang mengalami kendala kurang nafsu makan, biskuit tersebut menjadi solusinya sebagai camilan yang menyehatkan.
“Harga porang dalam negeri yang fresh hanya Rp 10 ribu sampai 13 ribu saja. Dengan diolah menjadi produk makanan maka nilai jualnya juga akan meningkat,” ujar salah satu anggota tim, Nabila. Oleh mereka, olahan biskuit berbahan baku porang tersebut telah diinovasikan dengan dua varian rasa yakni cokelat dan original. Produk ini juga sudah dijual dipasaran dengan harga Rp 20 ribu per 150 gram.
Pewarta: Ferdinand Dicky