MALANG KOTA – Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Anak Saleh memanfaatkan perpustakaan terpadu digital untuk menjawab tantangan pendidikan era saat ini.
Pasalnya generasi saat ini lebih banyak memanfaatkan teknologi dalam bidang apapun.
Sehingga, digitalisasi perpustakaan adalah upaya untuk mendekatkan akses bacaan kepada pembaca khususnya anak-anak.
Kepala PAUD Terpadu Anak Saleh Dra Hj Mike Supratiwi Arifin SPsi MPd mengatakan, perpustakaan digital Al-Ghazali itu mengabadikan karya-karya yang ditulis sendiri oleh siswa bersama orang tua.
“Jadi berupa tulisan sederhana. Ada pula yang berupa gambar,” ucapnya, kemarin kepada Jawa Pos Radar Malang.
Tidak hanya diabadikan dalam bentuk digital, hasil karya-karya tersebut juga nantinya akan dijadikan bahan ajar pada tema-tema yang relevan.
Kreasi para guru pun juga diabadikan atau diunggah di sana.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Anak Saleh Prof Dr H Imron Arifin MPd mengatakan integrated digital library Al-Ghazali itu diadopsi dari toys library for children di Australia.
Arifin menyebut sebagian materi yang ditayangkan pada perpustakaan mainan Australia adalah hasil karya anak secara mandiri.
Selain itu juga ada karya anak bersama orang tua. Sehingga, hal itu yang dicoba untuk ditiru di perpustakaan digital Al-Ghazali.
Salah satunya dengan mengajak siswa dan orang tua berkarya lalu dikumpulkan.
“Setelah itu karya itu kita digitalkan. Di mana tema-tema yang dikembangkan sesuai dengan tema merdeka. Hal itu sesuai dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang saat ini diterapkan di PAUD Terpadu Anak Saleh,” terangnya.
Arifin menambahkan perpustakaan digital terintegrasi Al-Ghazali adalah perpustakaan 3 in 1 service.
Awalnya perpustakaan ini berisi buku dan majalah anak.
Lalu dikembangkan menjadi perpustakaan mainan (toys library).
Selanjutnya dilakukan digitalisasi untuk menjawab tantangan era society 5.0 dan merdeka belajar. (dre/fin)