MALANG KOTA – Tak ingin program vaksinasi pelajar sepi peminat, Pemkot Malang menyiapkan strategi memperbanyak spot. Yakni menggelar vaksinasi untuk usia pelajar di ratusan sekolah.
Rencananya, 27 SMP negeri dan 79 SMP swasta disiapkan menjadi lokasi vaksin anak usia pelajar, 12-17 tahun. Langkah itu diambil setelah dinas kesehatan (Dinkes) berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Malang, Suwarjana SE MM mengatakan, SMP negeri maupun swasta disiapkan menjadi lokasi vaksinasi. Dengan adanya 106 SMP yang menjadi lokasi vaksinasi, Suwarjana berharap antusias mengikuti vaksinasi pelajar akan tinggi. Sebab, mereka sudah dimudahkan dengan banyaknya lokasi vaksin.
Selain memudahkan pelajar, juga mengantisipasi kerumunan saat vaksinasi. ”Dengan ini (menyiapkan 106 SMP jadi lokasi vaksin), kami berharap bisa ada percepatan. Sebisa mungkin menjaga anak agar tidak terpapar virus,” ujar Suwarjana.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Kota Malang itu menambahkan, vaksinasi ini bisa menjadi langkah mewujudkan herd immunity. Selain itu, persiapan sekolah tatap muka juga bisa dilakukan. Sebab, setelah semua pelajar dan guru tervaksin, proses belajar mengajar tatap muka minim risiko.
Suwarjana menjelaskan sekolah dengan jumlah peserta didik terbanyak akan menjadi titik lokasi pemberian vaksin skala besar. Namun, dia juga akan menyamaratakan untuk seluruh siswa se-Kota Malang.
Pejabat eselon II B Pemkot Malang itu berharap vaksinasi dapat terbagi secara merata. ”Kami ingin seperti itu (merata). Supaya kekebalan anak terhadap Covid-19 semakin kuat,” kata mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan disdikbud. Tujuan koordinasi tersebut adalah memastikan sekolah mana yang siap melakukan vaksinasi anak lebih dulu.
Dari hasil koordinasi itu dia membagi vaksinator sesuai kebutuhan. ”Ini masih kami obrolkan, masih belum,” katanya. Mantan direktur RSUD Kota Malang itu menambahkan, kendala yang ada saat ini terjadi pada vaksinator. Pihaknya mempunyai 1.500 vaksinator. Jumlah tersebut disebar ke semua fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Jika sudah bergulir, maka akan ada penyebaran kembali para vaksinator tersebut. Apalagi, tak mudah memberikan vaksin kepada anak karena cara pelayanan harus standar ramah anak
Terpisah, Sekretaris Komisi D DPRD Kota Malang, Rokhmad mendorong percepatan vaksinasi. Menurut dia, percepatan vaksinasi merupakan upaya salah satu menekan bertambahnya angka positif Covid-19 di Kota Malang. Apalagi, anak-anak pada usia 12-17 tahun juga rawan terpapar virus korona. ”Jika memungkinkan, sekolah jadi lokasi vaksinasi itu malah bagus,” katanya.
Ketua Pembina Yayasan TAAT Qurrota A’yun itu ingin realisasi vaksinasi di sekolah segera dipercepat saja. Apalagi, jika sewaktu-waktu digelar sekolah tatap muka, rasa cemas itu sedikit berkurang.
Untuk memperlancar vaksinasi anak, Rokhmad menyarankan guru mengedukasi siswanya. Sebab, mereka yang sudah vaksin setidaknya wajib memberikan testimoni. Testimoni tersebut bakal mendorong anak untuk tergugah melakukan vaksin. ”Sederhana saja, guru memberikan cerita bagaimana proses vaksinasi itu akan mendorong siswa mau datang vaksinasi,” tambahnya.(rmc/adn/dan)