25.5 C
Jakarta
Wednesday, June 7, 2023

479 Ribu Pemilih Tunggu Pencocokan Data dari Pantarlih

MALANG KOTA – Petugas Panitia Pemutakhiran Pemilih (Pantarlih) Pemilu 2024 terus bekerja melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) pemilih sejak 12 Februari lalu. Per kemarin (28/2), dari 657 ribu Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) sudah ada 177.390 pemilih yang telah terdata. Artinya, masih ada sekitar data 479 ribu DP4 yang belum dicocokan.

Anggota Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPUD Kota Malang Nur Zaini Wikan Utomo mengatakan, pihaknya menargetkan pada dalam pekan ini sudah ada 60-70 persen data yang bisa dicocokkan. Karena itu, dia meminta warga yang akan didata Pantarlih bisa terbuka. Apalagi potensi penambahan pemilih potensial bisa terjadi.

”Dari informasi yang kami peroleh, ada panti jompo di Kelurahan Wonokoyo (Kecamatan Kedungkandang) masuk ke dalam DP4 jika belum terdaftar,” kata Zaini.

Selain kelompok lansia di panti jompo, KPUD juga berkomunikasi dengan stakeholder lain seperti Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang untuk coklit. Tujuan lain juga untuk melakukan pendataan terhadap difabel. Sebab data terakhir yang dimiliki KPUD ada 555 difabel yang memiliki hak pilih.

Zaini pun menarget pada 14 Maret mendatang semua coklit telah selesai. Mengingat pesta demokrasi tinggal beberapa bulan lagi. Maka sejumlah persiapan harus dikebut.

Terpisah, Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Malang Alim Mustofa menyatakan selama tahapan coklit pihaknya terus melakukan pemantauan. Selama penempelan stiker misalnya, Bawaslu Kota Malang sudah menemukan beberapa permasalahan.

”Antara lain stiker yang seharusnya diisi untuk 1 KK, ada yang sampai beberapa KK. Selain itu, ada yang dalam 1 KK, tapi TPS (tempat pemungutan suara)-nya terpisah,” ungkap Alim.

Masalah lain yang dijumpai Bawaslu adalah pemilih yang mendapat TPS jauh dari tempat tinggalnya. Kemudian, ada difabel yang tidak tercatat di lembar kerja Pantarlih hingga calon pemilih yang menolak didata.

”Untuk calon pemilih yang menolak didata ini terpantau di Riverside. Namun yang bersangkutan tidak menyampaikan alasan penolakan, ” imbuhnya. (mel/adn)

MALANG KOTA – Petugas Panitia Pemutakhiran Pemilih (Pantarlih) Pemilu 2024 terus bekerja melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) pemilih sejak 12 Februari lalu. Per kemarin (28/2), dari 657 ribu Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) sudah ada 177.390 pemilih yang telah terdata. Artinya, masih ada sekitar data 479 ribu DP4 yang belum dicocokan.

Anggota Divisi Perencanaan Data dan Informasi KPUD Kota Malang Nur Zaini Wikan Utomo mengatakan, pihaknya menargetkan pada dalam pekan ini sudah ada 60-70 persen data yang bisa dicocokkan. Karena itu, dia meminta warga yang akan didata Pantarlih bisa terbuka. Apalagi potensi penambahan pemilih potensial bisa terjadi.

”Dari informasi yang kami peroleh, ada panti jompo di Kelurahan Wonokoyo (Kecamatan Kedungkandang) masuk ke dalam DP4 jika belum terdaftar,” kata Zaini.

Selain kelompok lansia di panti jompo, KPUD juga berkomunikasi dengan stakeholder lain seperti Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB) Kota Malang untuk coklit. Tujuan lain juga untuk melakukan pendataan terhadap difabel. Sebab data terakhir yang dimiliki KPUD ada 555 difabel yang memiliki hak pilih.

Zaini pun menarget pada 14 Maret mendatang semua coklit telah selesai. Mengingat pesta demokrasi tinggal beberapa bulan lagi. Maka sejumlah persiapan harus dikebut.

Terpisah, Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Malang Alim Mustofa menyatakan selama tahapan coklit pihaknya terus melakukan pemantauan. Selama penempelan stiker misalnya, Bawaslu Kota Malang sudah menemukan beberapa permasalahan.

”Antara lain stiker yang seharusnya diisi untuk 1 KK, ada yang sampai beberapa KK. Selain itu, ada yang dalam 1 KK, tapi TPS (tempat pemungutan suara)-nya terpisah,” ungkap Alim.

Masalah lain yang dijumpai Bawaslu adalah pemilih yang mendapat TPS jauh dari tempat tinggalnya. Kemudian, ada difabel yang tidak tercatat di lembar kerja Pantarlih hingga calon pemilih yang menolak didata.

”Untuk calon pemilih yang menolak didata ini terpantau di Riverside. Namun yang bersangkutan tidak menyampaikan alasan penolakan, ” imbuhnya. (mel/adn)

Wajib Dibaca

Artikel Terbaru